Bacaan hari ini: Bilangan 21:4-9 | Bacaan setahun: Ayub 8-10, Titus 1
“Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.” (Bilangan 21:5)
Bilangan 21 : 4-9
Ular tembaga
4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.”
6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.
8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”
9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Ayub 8
Bildad membela keadilan hukuman Allah
1 Maka berbicaralah Bildad, orang Suah:
2 “Berapa lamakah lagi engkau akan berbicara begitu, dan perkataan mulutmu seperti angin yang menderu?
3 Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran?
4 Jikalau anak-anakmu telah berbuat dosa terhadap Dia, maka Ia telah membiarkan mereka dikuasai oleh pelanggaran mereka.
5 Tetapi engkau, kalau engkau mencari Allah, dan memohon belas kasihan dari Yang Mahakuasa,
6 kalau engkau bersih dan jujur, maka tentu Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu.
7 Maka kedudukanmu yang dahulu akan kelihatan hina, tetapi kedudukanmu yang kemudian akan menjadi sangat mulia.
8 Bertanya-tanyalah tentang orang-orang zaman dahulu, dan perhatikanlah apa yang diselidiki para nenek moyang.
9 Sebab kita, anak-anak kemarin, tidak mengetahui apa-apa; karena hari-hari kita seperti bayang-bayang di bumi.
10 Bukankah mereka yang harus mengajari engkau dan yang harus berbicara kepadamu, dan melahirkan kata-kata dari akal budi mereka?
11 Dapatkah pandan bertumbuh tinggi, kalau tidak di rawa, atau mensiang bertumbuh subur, kalau tidak di air?
12 Sementara dalam pertumbuhan, sebelum waktunya disabit, layulah ia lebih dahulu dari pada rumput lain.
13 Demikianlah pengalaman semua orang yang melupakan Allah; maka lenyaplah harapan orang fasik,
14 yang andalannya seperti benang laba-laba, kepercayaannya seperti sarang laba-laba.
15 Ia bersandar pada rumahnya, tetapi rumahnya itu tidak tetap tegak, ia menjadikannya tempat berpegang, tetapi rumah itu tidak tahan.
16 Ia seperti tumbuh-tumbuhan yang masih segar di panas matahari, sulurnya menjulur di seluruh taman.
17 Akar-akarnya membelit timbunan batu, menyusup ke dalam sela-sela batu itu.
18 Tetapi bila ia dicabut dari tempatnya, maka tempatnya itu tidak mengakuinya lagi, katanya: Belum pernah aku melihat engkau!
19 Demikianlah kesukaan hidupnya, dan tumbuh-tumbuhan lain timbul dari tanah.
20 Ketahuilah, Allah tidak menolak orang yang saleh, dan Ia tidak memegang tangan orang yang berbuat jahat.
21 Ia masih akan membuat mulutmu tertawa dan bibirmu bersorak-sorak.
22 Pembencimu akan terselubung dengan malu, dan kemah orang fasik akan tidak ada lagi.”
Ayub 9
Jawab Ayub: Tidak seorangpun dapat bertahan di hadapan Allah
1 Tetapi Ayub menjawab:
2 “Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah?
3 Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya.
4 Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?
5 Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya;
6 yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang;
7 yang memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai;
8 yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut;
9 yang menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan;
10 yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyaknya.
11 Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak mengetahui.
12 Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya: Apa yang Kaulakukan?
13 Allah tidak menahani murka-Nya, di bawah kuasa-Nya para pembantu Rahab membungkuk;
14 lebih-lebih aku, bagaimana aku dapat membantah Dia, memilih kata-kataku di hadapan Dia?
15 Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku.
16 Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku;
17 Dialah yang meremukkan aku dalam angin ribut, yang memperbanyak lukaku dengan tidak semena-mena,
18 yang tidak membiarkan aku bernafas, tetapi mengenyangkan aku dengan kepahitan.
19 Jika mengenai kekuatan tenaga, Dialah yang mempunyai! Jika mengenai keadilan, siapa dapat menggugat Dia?
20 Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah.
21 Aku tidak bersalah! Aku tidak pedulikan diriku, aku tidak hiraukan hidupku!
22 Semuanya itu sama saja, itulah sebabnya aku berkata: yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya.
23 Bila cemeti-Nya membunuh dengan tiba-tiba, Ia mengolok-olok keputusasaan orang yang tidak bersalah.
24 Bumi telah diserahkan ke dalam tangan orang fasik, dan mata para hakimnya telah ditutup-Nya; kalau bukan oleh Dia, oleh siapa lagi?
25 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada seorang pelari, lenyap tanpa melihat bahagia,
26 meluncur lewat laksana perahu dari pandan, seperti rajawali yang menyambar mangsanya.
27 Bila aku berpikir: Aku hendak melupakan keluh kesahku, mengubah air mukaku, dan bergembira,
28 maka takutlah aku kepada segala kesusahanku; aku tahu, bahwa Engkau tidak akan menganggap aku tidak bersalah.
29 Aku dinyatakan bersalah, apa gunanya aku menyusahkan diri dengan sia-sia?
30 Walaupun aku membasuh diriku dengan salju dan mencuci tanganku dengan sabun,
31 namun Engkau akan membenamkan aku dalam lumpur, sehingga pakaianku merasa jijik terhadap aku.
32 Karena Dia bukan manusia seperti aku, sehingga aku dapat menjawab-Nya: Mari bersama-sama menghadap pengadilan.
33 Tidak ada wasit di antara kami, yang dapat memegang kami berdua!
34 Biarlah Ia menyingkirkan pentung-Nya dari padaku, jangan aku ditimpa kegentaran terhadap Dia,
35 maka aku akan berbicara tanpa rasa takut terhadap Dia, karena aku tidak menyadari kesalahanku.”
Ayub 10
Apakah maksud Allah dengan penderitaan?
1 “Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku.
2 Aku akan berkata kepada Allah: Jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara dengan aku.
3 Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan, membuang hasil jerih payah tangan-Mu, sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik?
4 Apakah Engkau mempunyai mata badani? Samakah penglihatan-Mu dengan penglihatan manusia?
5 Apakah hari-hari-Mu seperti hari-hari manusia, tahun-tahun-Mu seperti hari-hari orang laki-laki,
6 sehingga Engkau mencari-cari kesalahanku, dan mengusut dosaku,
7 padahal Engkau tahu, bahwa aku tidak bersalah, dan bahwa tiada seorangpun dapat memberi kelepasan dari tangan-Mu?
8 Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku?
9 Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali?
10 Bukankah Engkau yang mencurahkan aku seperti air susu, dan mengentalkan aku seperti keju?
11 Engkau mengenakan kulit dan daging kepadaku, serta menjalin aku dengan tulang dan urat.
12 Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku.
13 Tetapi inilah yang Kausembunyikan di dalam hati-Mu; aku tahu, bahwa inilah maksud-Mu:
14 kalau aku berbuat dosa, maka Engkau akan mengawasi aku, dan Engkau tidak akan membebaskan aku dari pada kesalahanku.
15 Kalau aku bersalah, celakalah aku! dan kalau aku benar, aku takkan berani mengangkat kepalaku, karena kenyang dengan penghinaan, dan karena melihat sengsaraku.
16 Kalau aku mengangkat kepalaku, maka seperti singa Engkau akan memburu aku, dan menunjukkan kembali kuasa-Mu yang ajaib kepadaku.
17 Engkau akan mengajukan saksi-saksi baru terhadap aku, –Engkau memperbesar kegeraman-Mu terhadap aku–dan pasukan-pasukan baru, bahkan bala tentara melawan aku.
18 Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku!
19 Maka aku seolah-olah tidak pernah ada; dari kandungan ibu aku langsung dibawa ke kubur.
20 Bukankah hari-hari umurku hanya sedikit? Biarkanlah aku, supaya aku dapat bergembira sejenak,
21 sebelum aku pergi, dan tidak kembali lagi, ke negeri yang gelap dan kelam pekat,
22 ke negeri yang gelap gulita, tempat yang kelam pekat dan kacau balau, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan.”
Titus 1
Salam
1 Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita,
2 dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,
3 dan yang pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita.
4 Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau.
Tugas Titus di Kreta — Syarat-syarat bagi penatua, penilik jemaat
5 Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu,
6 yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.
7 Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,
8 melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri
9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.
10 Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran.
11 Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.
12 Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: “Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.”
13 Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman,
14 dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.
15 Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.
16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Kini bangsa Israel tiba di antara gunung Hor dan laut Teberau. Seperti yang telah dicatat pada bagian-bagian sebelum perikop ini, mereka mengeluh akan kondisi mereka selama mengembara di padang gurun. Mereka merasa diri paling benar dan kerap membandingkan kondisi saat itu dengan kenyamanan selama diperbudak bangsa Mesir. Mereka bahkan tidak menghargai pemberian Allah sejauh ini. Hal ini membuat Allah murka dan menghukum mereka dengan sejumlah ular tedung. Akibatnya, banyak umat Israel meninggal pada saat itu. Situasi tersebut membuat umat Israel tersadar akan keberdosaan mereka dan kembali bertobat dan berseru kepada Allah dan Allah pun mengampuni mereka. Ular tembaga yang ditaruh pada tiang menjadi penyelamat bagi mereka yang memandang kepadanya.
Belajar dari kisah ini, kita pun sering bertindak seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel. Pergumulan yang ada kita hadapi dengan bersungut-sungut. Firman Tuhan ini mengingatkan kita sekali lagi bahwa ketika hati seseorang berniat untuk memberontak dan dilanda dengan ketidakpuasan, bahkan pemberian terbaik dari Tuhan pun dapat kehilangan rasanya; tidak akan ada yang sepenuhnya memuaskan apabila sikap hati yang benar dimilikinya. Allah tidak pernah melarang kita menyatakan rasa kekecewaan dan ketakutan kita, Ia adalah Allah yang mendengarkan jeritan hati kita. Meski demikian, jangan kita bersungut-sungut hingga memandang rendah pemeliharaan Allah kepada kita.
Bagian ini pun diakhiri dengan sebuah anugerah yang indah dari Allah. Tidak peduli seberapa bebal dan berdosanya diri kita, pengampunan Allah tetap ada bagi kita. Jikalau pada saat itu ada ular tembaga pada tiang yang menyelamatkan setiap umat Israel yang berbalik kembali pada Allah, kita saat ini memiliki salib Kristus yang juga menjadi pengharapan bagi setiap kita yang kembali kepada-Nya. Biarlah kita membawa setiap pergumulan kita kepada-Nya dan belajar mengucap syukur akan segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita.
STUDI PRIBADI: Adakah pergumulan yang membuat kita bersungut-sungut di hadapan- Nya? Bagaimanafirman Tuhan ini menolongkita untuk belajar bersyukur dalam segala hal?
Pokok Doa: Berdoalah agar setiap kita sebagai anak-anak Tuhan senantiasa belajar untuk mengucap syukur dan tetap percaya kepada kedaulatan Allah dalam kehidupan kita.