Tanda Perjanjian Allah

Bacaan hari ini: Kejadian 17 | Bacaan tahunan: Kejadian 17


“Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;… itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.” (Kejadian 17:10-11)

Berbicara tentang tanda perjanjian, mungkin pikiran kita langsung terarah pada cap stempel, tanda tangan dan materai pada dokumen-dokumen perjanjian. Tanda perjanjian merupakan tanda sah dan legal yang mengikat kedua pihak untuk taat dan tunduk pada aturan yang telah disepakati bersama.

Pada waktu TUHAN Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham, Tuhan juga berinisiatif mengesahkannya dengan suatu tanda. Tanda yang dimaksud adalah sunat. Dalam Kejadian 17:7, Tuhan berkata: “Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun- temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.” Dalam perjanjian-Nya, dari pihak Tuhan akan memberikan kepada Abraham dan keturunannya seluruh tanah Kanaan (ayat 8). Sedangkan dari pihak Abraham dan keturunannya harus disunat (ayat 10-13).

Maksud dari tanda sunat adalah: (1) sebagai tanda kesetiaan terhadap perjanjian Allah (ayat 14); (2) sebagai tanda anggota keluarga Abraham dan komunitas orang beriman (ayat 14); (3) sebagai tanda waris yang sah untuk menerima berkat perjanjian Allah dengan Abraham (ayat 8); (4) sebagai tanda menjadi umat perjanjian (ayat 8); (5) sebagai tanda yang membedakan mereka dari orang luar (asing).

Selain itu, dalam perjanjian itu, sunat juga memiliki makna spiritual: pertama, sebagai pengingat bahwa janji-janji perjanjian itu hanya dapat dipenuhi oleh Tuhan sendiri, bukan melalui kegagahan, kecerdikan dan kemampuan manusia. Kedua, sunat bukan sekadar tanda lahiriah, melainkan ekspresi iman dan hati yang mau mengikatkan diri dengan Allah dan masuk dalam komunitas perjanjian Allah.

Dengan demikian, sunat sebenarnya mengajarkan kita untuk sepenuhnya bergantung kepada Allah, setia kepada Allah, bersedia hidup dengan aturan-aturan Allah dan menyerahkan diri sepenuhnya untuk hidup mengikuti firman Allah. Oleh sebab itu, sunat yang sesungguhnya haruslah sunat hati yang diekspresikan melalui tanda lahiriah. Tanpa sunat hati, maka tanda lahiriah menjadi tidak ada artinya.

STUDI PRIBADI: Bacalah Yeremia 9:23-26, apakah yang bisa Anda pelajari tentang sunat?

Pokok Doa: Berdoalah untuk orang-orang Yahudi dan teman-teman muslim yang masih setia mengamalkan sunat, agar mereka juga dapat memahami makna sunat yang sesungguhnya. 

Sharing Is Caring :