Bacaan hari ini: Kejadian 17 | Bacaan tahunan: Kejadian 17
“Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;… itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.” (Kejadian 17:10-11)
Kejadian 17
Sunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham
1 Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: “Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
2 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.”
3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
4 “Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
9 Lagi firman Allah kepada Abraham: “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.”
15 Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: “Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
16 Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.”
17 Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?”
18 Dan Abraham berkata kepada Allah: “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!”
19 Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
20 Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
21 Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.”
22 Setelah selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
23 Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya.
24 Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya.
25 Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya.
26 Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat.
27 Dan semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia.
Berbicara tentang tanda perjanjian, mungkin pikiran kita langsung terarah pada cap stempel, tanda tangan dan materai pada dokumen-dokumen perjanjian. Tanda perjanjian merupakan tanda sah dan legal yang mengikat kedua pihak untuk taat dan tunduk pada aturan yang telah disepakati bersama.
Pada waktu TUHAN Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham, Tuhan juga berinisiatif mengesahkannya dengan suatu tanda. Tanda yang dimaksud adalah sunat. Dalam Kejadian 17:7, Tuhan berkata: “Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun- temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.” Dalam perjanjian-Nya, dari pihak Tuhan akan memberikan kepada Abraham dan keturunannya seluruh tanah Kanaan (ayat 8). Sedangkan dari pihak Abraham dan keturunannya harus disunat (ayat 10-13).
Maksud dari tanda sunat adalah: (1) sebagai tanda kesetiaan terhadap perjanjian Allah (ayat 14); (2) sebagai tanda anggota keluarga Abraham dan komunitas orang beriman (ayat 14); (3) sebagai tanda waris yang sah untuk menerima berkat perjanjian Allah dengan Abraham (ayat 8); (4) sebagai tanda menjadi umat perjanjian (ayat 8); (5) sebagai tanda yang membedakan mereka dari orang luar (asing).
Selain itu, dalam perjanjian itu, sunat juga memiliki makna spiritual: pertama, sebagai pengingat bahwa janji-janji perjanjian itu hanya dapat dipenuhi oleh Tuhan sendiri, bukan melalui kegagahan, kecerdikan dan kemampuan manusia. Kedua, sunat bukan sekadar tanda lahiriah, melainkan ekspresi iman dan hati yang mau mengikatkan diri dengan Allah dan masuk dalam komunitas perjanjian Allah.
Dengan demikian, sunat sebenarnya mengajarkan kita untuk sepenuhnya bergantung kepada Allah, setia kepada Allah, bersedia hidup dengan aturan-aturan Allah dan menyerahkan diri sepenuhnya untuk hidup mengikuti firman Allah. Oleh sebab itu, sunat yang sesungguhnya haruslah sunat hati yang diekspresikan melalui tanda lahiriah. Tanpa sunat hati, maka tanda lahiriah menjadi tidak ada artinya.
STUDI PRIBADI: Bacalah Yeremia 9:23-26, apakah yang bisa Anda pelajari tentang sunat?
Pokok Doa: Berdoalah untuk orang-orang Yahudi dan teman-teman muslim yang masih setia mengamalkan sunat, agar mereka juga dapat memahami makna sunat yang sesungguhnya.