Kekalahan Yang Diijinkan Tuhan

“Katanya: Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas.” (1 Samuel 4:22)



Bacaan hari ini: 1 Samuel 4 | Bacaan setahun: 1 Samuel 4

Bacaan hari ini melaporkan tentang kekalahan bangsa Israel sewaktu berperang melawan Filistin (ay. 3). Bangsa Israel berusaha mencari penyebab kekalahan mereka dan menduga karena tidak membawa Tabut Perjanjian saat berperang. Mereka merasa perlu pertolongan Tabut agar menang perang. Tampaknya, mereka ingin mengulang yang tertulis dalam kitab Bilangan 10:35-36, bahwa: “Bila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: ‘Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu.’ Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah ia: ‘Kembalilah, TUHAN, kepada umat Israel yang beribu-ribu laksa ini.’”

Ada dua kesalahan diperbuat orang Israel. Pertama, perintah Tuhan pada kitab Bilangan 10 adalah tentang penyertaan Tuhan dalam perjalanan Israel di padang gurun. Pada saat Tuhan menyertai, pasti ada pertolongan dan juga kemenangan. Sayangnya, orang Israel sedang memaksakan kehendaknya sendiri supaya menang. Berikutnya, mereka memperlakukan Tabut Perjanjian sebagai jimat untuk menang. Tabut Perjanjian bukanlah jimat yang memberikan jaminan kemenangan. Kekalahan mereka hari itu bukan karena Tabut Perjanjian tidak bersama mereka, melainkan karena dosa pemimpin mereka, yakni Hofni dan Pinehas. Keduanya lah yang mengakibatkan seluruh bangsa berdosa dan bertindak tidak benar.

Tuhan mengutus Samuel untuk berbicara kepada Imam Eli, tetapi dia masih juga belum sadar. Akibatnya Israel kalah, bukan sekali, melainkan dua kali; Tabut Allah direbut oleh orang Filistin; Hofni dan Pinehas mati di medan perang. Tampaknya, Tuhan sedang mendisiplin orang Israel.

Kita belajar bahwa benda-benda rohani seperti Alkitab, gedung gereja, salib dan upacara-upacara ritual akan menjadi sia-sia, jika kita sendiri tidak sadar akan dosa serta bertobat dari dosa-dosa kita. Benda-benda rohani tidaklah membuat kita lebih rohani ataupun dibenarkan. Pengakuan dosa yang jujur dan kerendahan hati untuk bertobatlah yang akan membawa pemulihan dengan Tuhan sehingga kita berkemenangan di dalam Tuhan.

STUDI PRIBADI: Bagaimana menghadapi dosa? Bagaimana membereskannya? Apakah keseluruhan hidup kita mencerminkan perjuangan melawan dosa, bukan menutupinya?

Pokok Doa: Berdoa agar jemaat boleh memahami kehadiran Tuhan dengan benar di dalam kehidupannya dan mengakui segala keberdosaan supaya mengalami pemulihan di dalam kehidupan ini. 

Sharing Is Caring :