“…sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.” (1 Samuel 8:7b)
Bacaan hari ini: 1 Samuel 8 | Bacaan setahun: 1 Samuel 8-9
1 Samuel 8
Orang Israel menghendaki seorang raja
1 Setelah Samuel menjadi tua, diangkatnyalah anak-anaknya laki-laki menjadi hakim atas orang Israel.
2 Nama anaknya yang sulung ialah Yoel, dan nama anaknya yang kedua ialah Abia; keduanya menjadi hakim di Bersyeba.
3 Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan.
4 Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama
5 dan berkata kepadanya: “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain.”
6 Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,” perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.
7 TUHAN berfirman kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
8 Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu.
9 Oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak raja yang akan memerintah mereka.”
10 Dan Samuel menyampaikan segala firman TUHAN kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya,
11 katanya: “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu itu: anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada keretanya dan pada kudanya, dan mereka akan berlari di depan keretanya;
12 ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh; mereka akan membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; senjata-senjatanya dan perkakas keretanya akan dibuat mereka.
13 Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan.
14 Selanjutnya dari ladangmu, kebun anggurmu dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawainya
15 dari gandummu dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawai istananya dan kepada pegawai-pegawainya yang lain.
16 Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya.
17 Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh, dan kamu sendiri akan menjadi budaknya.
18 Pada waktu itu kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi TUHAN tidak akan menjawab kamu pada waktu itu.”
19 Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: “Tidak, harus ada raja atas kami;
20 maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.”
21 Samuel mendengar segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada TUHAN.
22 TUHAN berfirman kepada Samuel: “Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka.” Kemudian berkatalah Samuel kepada orang-orang Israel itu: “Pergilah, masing-masing ke kotanya.”
1 Samuel 9
Saul diurapi menjadi raja
1 Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kish bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah, seorang suku Benyamin, seorang yang berada.
2 Orang ini ada anaknya laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak ada seorangpun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.
3 Kish, ayah Saul itu, kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kish kepada Saul, anaknya: “Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu.”
4 Lalu mereka berjalan melalui pegunungan Efraim; juga mereka berjalan melalui tanah Salisa, tetapi tidak menemuinya. Kemudian mereka berjalan melalui tanah Sahalim, tetapi keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka berjalan melalui tanah Benyamin, tetapi tidak menemuinya.
5 Ketika mereka sampai ke tanah Zuf, berkatalah Saul kepada bujangnya yang bersama-sama dengan dia: “Mari, kita pulang. Nanti ayahku tidak lagi memikirkan keledai-keledai itu, tetapi kuatir mengenai kita.”
6 Tetapi orang ini berkata kepadanya: “Tunggu, di kota ini ada seorang abdi Allah, seorang yang terhormat; segala yang dikatakannya pasti terjadi. Marilah kita pergi ke sana sekarang juga, mungkin ia dapat memberitahukan kepada kita tentang perjalanan yang kita tempuh ini.”
7 Jawab Saul kepada bujangnya itu: “Tetapi kalau kita pergi, apakah yang kita bawa kepada orang itu? Sebab roti di kantong kita telah habis, dan tidak ada pemberian untuk dibawa kepada abdi Allah itu. Apakah yang ada pada kita?”
8 Jawab bujang itu pula kepada Saul: “Masih ada padaku seperempat syikal perak; itu dapat aku berikan kepada abdi Allah itu, maka ia akan memberitahukan kepada kita tentang perjalanan kita.”
9 –Dahulu di antara orang Israel, apabila seseorang pergi menanyakan petunjuk Allah, ia berkata begini: “Mari kita pergi kepada pelihat,” sebab nabi yang sekarang ini disebutkan dahulu pelihat. —
10 Kemudian berkatalah Saul kepada bujangnya itu: “Pikiranmu itu baik. Mari kita pergi.” Maka pergilah mereka ke kota, ke tempat abdi Allah itu.
11 Ketika mereka naik jalan pendakian ke kota itu, mereka bertemu dengan gadis-gadis yang keluar hendak menimba air. Mereka bertanya kepada gadis-gadis itu: “Pelihat ada di sini?”
12 Jawab gadis-gadis itu kepada mereka: “Ya, ada, baru saja ia mendahului kamu, cepat-cepatlah sekarang. Ia datang ke kota hari ini, karena ada perjamuan korban untuk orang banyak di bukit pada hari ini.
13 Apabila kamu masuk ke kota, kamu akan segera menjumpainya, sebelum ia naik ke bukit untuk makan. Sebab orang banyak tidak akan makan, sebelum ia datang; karena dialah yang memberkati korban, kemudian barulah para undangan makan. Pergilah sekarang, sebab kamu akan menjumpainya dengan segera.”
14 Maka naiklah mereka ke kota, dan ketika mereka masuk kota, Samuel yang berjalan keluar untuk naik ke bukit, berpapasan dengan mereka.
15 Tetapi TUHAN telah menyatakan kepada Samuel, sehari sebelum kedatangan Saul, demikian:
16 “Besok kira-kira waktu ini Aku akan menyuruh kepadamu seorang laki-laki dari tanah Benyamin; engkau akan mengurapi dia menjadi raja atas umat-Ku Israel dan ia akan menyelamatkan umat-Ku dari tangan orang Filistin. Sebab Aku telah memperhatikan sengsara umat-Ku itu, karena teriakannya telah sampai kepada-Ku.”
17 Ketika Samuel melihat Saul, maka berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; orang ini akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku.”
18 Dalam pada itu Saul, datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang dan berkata: “Maaf, di mana rumah pelihat itu?”
19 Jawab Samuel kepada Saul, katanya: “Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku ke bukit. Hari ini kamu makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu.
20 Adapun keledai-keledaimu, yang telah hilang tiga hari lamanya sampai sekarang, janganlah engkau kuatir, sebab telah diketemukan. Tetapi siapakah yang memiliki segala yang diingini orang Israel? Bukankah itu ada padamu dan pada seluruh kaum keluargamu?”
21 Tetapi jawab Saul: “Bukankah aku seorang suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel? Dan bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku Benyamin? Mengapa bapa berkata demikian kepadaku?”
22 Sesudah itu Samuel mengajak Saul dan bujangnya, dibawanya ke pendopo dan diberikannya kepada mereka tempat utama di depan para undangan, yang banyaknya kira-kira tiga puluh orang.
23 Berkatalah Samuel kepada juru masak: “Berikanlah sekarang bagian yang kuberikan kepadamu tadi, dengan pesan: Simpanlah ini dahulu.”
24 Lalu juru masak itu menghidangkan paha dan apa yang termasuk ke situ dan meletakkannya ke depan Saul. Dan Samuel berkata: “Lihat, yang tinggal ini diletakkan ke depanmu; makanlah, sebab telah disimpan bagimu untuk perayaan ini, ketika aku berkata: Aku telah mengundang orang banyak.” Demikianlah pada hari itu Saul makan bersama-sama dengan Samuel.
25 Sesudah itu turunlah mereka dari bukit ke kota. Dan Samuel bercakap-cakap dengan Saul di atas sotoh.
26 Mereka bangun pagi-pagi, dan ketika fajar menyingsing, Samuel memanggil Saul yang ada di atas sotoh itu, katanya: “Bangunlah, aku akan mengantarkan engkau.” Lalu Saul bangun dan mereka keduanya pergi ke luar, yakni ia dan Samuel.
27 Ketika mereka turun sampai ke ujung kota, berkatalah Samuel kepada Saul: “Katakanlah kepada bujang itu, supaya ia pergi mendahului kita, tetapi berhentilah engkau sebentar, maka aku akan memberitahukan kepadamu firman Allah.”
Keinginan Israel memiliki seorang raja, merupakan titik balik sejarah Israel. Keinginan ini sudah ada jauh sebelumnya (Hak. 8:22), tetapi usia Samuel yang sudah tua, perilaku buruk anak-anak Samuel dan ketakutan akan ancaman bangsa-bangsa di sekitarnya menjadi pemicu munculnya kembali keinginan ini. Keinginan ini tidak salah, sebab sudah dinubuatkan bahwa raja-raja akan bangkit di Israel, ketentuan pemilihan raja serta petunjuk memerintahpun, sudah dibuat oleh Musa (Ul.17:15-20). Tapi, pengangkatan ini bertentangan dengan prinsip dasar teokrasi “Tuhan adalah Raja mereka.” Harusnya seorang raja di Israel adalah wakil Allah seperti para hakim sebelumnya, bukan menggantikan otoritas Ilahi.
Keinginan mereka akan seorang raja, pada dasarnya karena mereka menolak Tuhan sebagai Raja mereka. Jika menginginkan seorang raja sesuai hukum Allah (Ul.17:15), Tuhan tidak akan marah. Keinginan mereka tidak masuk akal; mereka hanya ingin seperti bangsa lain yang memiliki seorang raja dan berperang untuk mereka. Mereka tidak puas dengan pemerintahan Ilahi dan tidak percaya akan kehadiran, serta kekuatan Raja yang tidak terlihat. Tuhan dirasa tidak cukup tanpa pemimpin yang terlihat. Mereka meremehkan pemerintahan Tuhan yang membedakan mereka dengan bangsa lainnya, yaitu hak istimewa di bawah teokrasi langsung.
Alih-alih mencari tahu kehendak Tuhan dan menunggu waktunya perubahan, mereka mencari cara sendiri. Dengan demikian mereka tidak setia kepada Raja Ilahi. Samuel minta Israel mempertimbangkan kembali, jika Israel memiliki seorang raja, mereka akan jadi hamba raja itu, bahkan jika mereka berteriak kepada Tuhan, Tuhan tidak akan mendengarkan mereka. Israel tetap teguh dan Tuhan mengabulkan. Tuhan punya tujuan mengangkat seorang raja, yang dari keturunannya, Mesias akan datang.
Dalam kehidupan ini, orang Kristen pun bisa menunjukkan penolakan kepada Tuhan, yakni ketika melakukan segala kegiatan tanpa melibatkan Tuhan, ketika mengambil keputusan tanpa bertanya kepada Tuhan, di saat itulah kita menolak Tuhan. Libatkanlah Tuhan dalam seluruh hidup kita.
STUDI PRIBADI: Apakah kita sudah menjadikan Tuhan, sebagai Raja atas hidup kita dan melibatkan Tuhan dalam setiap tindakan yang kita lakukan?
Pokok Doa: Berdoalah supaya Tuhan yang mengambil alih semua hidup kita dan menyerahkan sepenuhnya diri kita di bawah pimpinan Tuhan, sehingga Tuhan sendiri yang memimpin hidup kita.