Kepulangan Sanherib

“Berkatalah Yesaya kepada mereka: ‘Beginilah kamu katakan kepada tuanmu: Beginilah firman TUHAN: Janganlah engkau takut terhadap perkataan yang kaudengar yang telah diucapkan oleh budak-budak raja Asyur untuk menghujat Aku.’” (Yesaya 37:6)



Bacaan hari ini: Yesaya 36:1-22 | Bacaan setahun: Yesaya 36

Kata gaslighting terpilih sebagai Word of The Year versi kamus Merriam-Webster pada tahun 2022. Pemilihan ini didasarkan pada peningkatan atas pencarian kata tersebut sebesar 1740% di aplikasi berbasis digital tersebut. Tingginya angka pencarian ini mengindikasikan fenomena yang berkembang di masyarakat saat itu. Gaslighting merupakan istilah psikologi yang berarti melakukan tindakan manipulatif terhadap orang lain, agar sang korban mempertanyakan kembali apa yang menjadi pikiran dan keyakinan mereka. Akibatnya, sang korban kehilangan rasa percaya diri dan diperbudak oleh sang pelaku baik secara fisik maupun psikis.

Pada zaman kepemimpinan Hizkia, masyarakat Yehuda pun pernah mengalami perasaan serupa layaknya korban gaslighting. Iman mereka kepada Yahweh bukan hanya dipertanyakan, tetapi juga diolok-olok oleh seorang juru minuman agung yang datang dengan sejumlah besar bala tentara perang. Hal ini merupakan perintah dari Raja Asyur yang berusaha menghancurkan mental dan keyakinan rakyat Yehuda setelah merebut segala kota berkubu mereka (ayat 1). Dalam kondisi tersebut, Hizkia tetap berpegang pada firman Allah sesuai apa yang dinubuatkan nabi Yesaya dan menyuruh rakyat untuk tetap diam dan tidak membalas cemoohan dari pihak lawan mereka. Sikap diam itu bukanlah tanpa hasil. Pada akhirnya, keangkuhan Raja Asyur dan juga penghinaan mereka terhadap Allah Israel dibalaskan sendiri oleh Allah tanpa Israel harus maju berperang.

Diam dan tidak melakukan apapun ketika orang lain memperolok kita bahkan kepercayaan kita memang bukan perkara yang mudah. Perasaan ingin membela diri dan melawan, tentu ada. Firman Tuhan memperlihatkan bahwa Allah adalah Pribadi yang selalu siap sedia membela umat-Nya. Bagian kita sebagai umat-Nya hanyalah melakukan bagian kita dengan menaati perintah-Nya. Diam dan tidak melawan bukan berarti kita setuju akan pernyataan-pernyataan lawan kita, namun sikap kita tersebut adalah langkah iman kita memberikan ruang bagi Allah untuk membela kita di saat orang lain ataupun diri kita sendiri tidak mampu melakukannya.

STUDI PRIBADI: Mengapa Hizkia yakin memberikan perintah kepada rakyatnya untuk diam menghadapi penghinaan Raja Asyur? Apa yang menghalangi kita percaya kepada Allah?

Pokok Doa: Berdoa bagi umat Allah agar diberikan hikmat menjadi saluran berkat Tuhan, meskipun dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Berdoa supaya setiap generasi muda semakin memiliki penguasaan diri yang baik.

×

Yesaya 36 : 1

1. Segera sesudah raja Hizkia mendengar itu, dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke rumah TUHAN.

Sharing Is Caring :