“Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!” (Roma 12:17)
Bacaan hari ini: Roma 12:9-21 | Bacaan setahun: Roma 12
Roma 12 : 9-21
Nasihat untuk hidup dalam kasih
9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Roma 12
Persembahan yang benar
1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Nasihat untuk hidup dalam kasih
9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Kehidupan orang yang beriman kepada Tuhan dipenuhi dengan kasih karunia atau anugerah Tuhan, yang telah ditunjukkan-Nya melalui anugerah keselamatan dan pemeliharaan-Nya dalam hidup kita. Sebagai respons atas anugerah Tuhan, maka Paulus mengingatkan agar orang beriman yang percaya Kristus menunjukkan kasih melalui hidupnya sehari-hari. Kasih yang diharapkan adalah kasih yang tulus dan tidak palsu.
Kehidupan yang penuh kasih kepada sesama itu ditunjukkan dengan menyatakan kebaikan, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, mendahului dalam memberi hormat, membantu orang, memberi tumpangan, dan mengusahakan perdamaian. Secara khusus, perintah untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan yang dilanjutkan dengan tindakan untuk hidup dalam perdamaian (ay. 17-18) mendapatkan penjelasan cukup panjang. Hal ini dilakukan berdasarkan iman kepada Tuhan yang terwujud dalam kebaikan dan upaya menjaga perdamaian. Ayat 19 menyatakan, pembalasan adalah hak Tuhan dan bahwa Tuhanlah yang berhak menuntut balas. Ketika kita meyakini hal ini, maka kita mempercayai bahwa keadilan tetap ada. Bagian kita adalah melakukan kebaikan; namun hal ini bukan berarti seorang Kristen tidak perlu menegur ataupun mengoreksi kesalahan. Teguran dan koreksi yang kita lakukan itu lahir dari kasih dan bukan sebagai ekspresi dari balas dendam.
Istilah menimbun “bara api di atas kepala” mengacu pada tindakan pertobatan seseorang, seperti tertulis juga dalam Amsal 25:21–22. Dengan demikian, tindakan kebaikan yang ditunjukkan diharap akan mendorong seseorang kepada pertobatan. Dan akhirnya dalam ayat 21, Paulus mengarahkan pemikiran kita untuk tidak pasif saat menghadapi kejahatan, sebaliknya kita diarahkan untuk terus-menerus siap siaga melawan kejahatan dengan kebaikan. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk hidup sebagai seorang yang beriman kepada Tuhan, khususnya dengan meyakini bahwa Tuhan adalah Allah yang adil, sehingga kita tetap dapat menunjukkan kebaikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
STUDI PRIBADI: Bagaimana kita dapat menunjukkan kebaikan kepada orang yang telah berbuat jahat? Apa yang memampukan kita membalas kejahatan dengan kebaikan?
Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan melembutkan hati Anda; sekiranya ada orang yang telah menyakiti Anda atau berbuat yang kurang patut terhadap Anda.
Roma 12 : 17-18
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
Amsal 25 : 21-22
21 Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air.
22 Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu.
Roma 12 : 21
21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Roma 12 : 19
19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
Roma 11 : 36
36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!