Mengucap Syukur

“Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.” (2 Korintus 1:5 – LAI TB2)



Bacaan hari ini: 2 Korintus 1:3-11 | Bacaan setahun: 2 Korintus 1-2

Leader’s Choice Award 2022 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara terbaik untuk dikunjungi, sebagai salah satu negara terindah di dunia. Lewat keajaiban alamnya, orang-orang di banyak belahan dunia memuji-muji keindahan alam Indonesia. Namun di satu sisi, Jakarta menjadi salah satu kota paling stress di dunia diikuti kota-kota besar lainnya di Indonesia. Ironis memang, keindahan sebuah tempat tinggal tidak menjamin rendahnya tekanan hidup seseorang. Penelitian menyebutkan tinggi rendahnya tekanan hidup seseorang bukan ditentukan oleh faktor eksternal manusia, tetapi faktor internal diri yang berkaitan
dengan sikap hati seseorang.

Ternyata Paulus dan jemaat Korintus pun bergumul untuk masalah tersebut. Kendati Paulus mengalami kesulitan bahkan penderitaan karena pelayanannya mengabarkan Injil Kristus (ay. 5-6, 8), ia justru kuat di dalam semuanya itu karena menaruh kepercayaan kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Ketika ia ditekan sampai seolah-olah dijatuhi hukuman mati (ay. 9), tekanan itu malah membuat imannya kuat karena pengharapannya kepada Kristus. Ia juga berterima kasih karena di dalam tekanan yang ia alami banyak orang mendoakannya sehingga ia dimampukan mengucap syukur di tengah kesulitannya. Paulus mengubah hidup yang penuh tekanan menjadi hidup yang penuh rekanan bersama dengan Kristus dan saudara seiman lainnya.

Apa yang dituliskan oleh Paulus ini seharusnya menjadi refleksi yang penting bagi diri kita. Saat kita berada di dalam tekanan hidup, adakah kita justru belajar menghadapi tekanan itu dan menemukan Tuhan di dalam semua yang Tuhan izinkan itu? Seperti Paulus, mari kita bersama menaruh harap di dalam Tuhan, sang pribadi yang penuh kuasa, sembari mengucap syukur atas kehadiran saudara seiman yang menolong kita. Mari kita juga menjadi pendoa-pendoa yang tekun mendukung pergumulan hidup saudara-saudari seiman kita.

STUDI PRIBADI: Bagaimana Paulus dapat menjalani hidup yang penuh tekanan itu bersama dengan Kristus? Adakah itu menjadi refleksi bagi kita?

Pokok Doa: Berdoalah untuk setiap jemaat yang mengalami pergumulan, kiranya Tuhan sendiri yang hadir atas mereka, menguatkan, dan memampukan mereka melewatinya.

×

2 Korintus 1 : 5-6

5 Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.

6 Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga.

×

2 Korintus 1 : 8

8 Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami.

×

2 Korintus 1 : 9

9 Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.

×

1 Korintus 6 : 10

10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

×

1 Korintus 3 : 7

11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

×

1 Korintus 3 : 8

8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.

×

1 Korintus 3 : 9

9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Sharing Is Caring :