“Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu.” (Lukas 1:3)
Ayat Lectio Divina: Lukas 1:3 | Bacaan Alkitab: Lukas 1:1-4
Lukas 1 : 3
3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,
Lukas 1 : 1-4
Pendahuluan
1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,
4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Ketika masih duduk di bangku sekolah, saya tidak terlalu suka dengan pelajaran sejarah umum. Namun berbeda ketika belajar tentang sejarah tokoh-tokoh Alkitab dalam pelajaran Agama. Saya menyukai karena saya menemukan bahwa sesungguhnya mereka adalah pahlawan rohani yang gigih memperjuangkan Injil.
Pendahuluan dari kitab Lukas mau menegaskan ketelitian Lukas dalam menyusun Injil ini. Ia dengan seksama dan penuh ketelitian, menghargai kebenaran sejarah dan ajaran yang terkandung di dalamnya (ay. 3). Lukas membukukan Injil ini agar setiap pembaca yakin tentang kepastian ajaran yang mereka terima. Itulah ajaran Yesus Kristus dan karya keselamatan yang telah Ia kerjakan. Tuhan Yesus menjadi tokoh utama dalam sejarah yang diangkat Injil Lukas, sehingga hal ini dapat menekankan pentingnya memahami dan menghargai akurasi sejarah dalam konteks iman kita.
Sebagai seorang bukan Yahudi, Lukas menyebutkan bahwa banyak yang telah menulis tentang peristiwa-peristiwa sejarah berdasarkan apa yang telah diajarkan oleh orang-orang yang menjadi saksi mata dan pelayan firman. Di sinilah firman Tuhan mengajak pembacanya untuk merenungkan perjalanan iman, mengenang bagaimana pengajaran dan kesaksian orang lain dalam membentuk iman tersebut. Bagian awal dalam Injil Lukas ini dapat menggali nilai-nilai rohani yang kuat, dan membantu jemaat untuk memiliki dasar yang kuat dalam iman mereka serta memahami pentingnya kebenaran ajaran Kristus. Lukas tidak hanya menuliskan Injil ini sebagai catatan sejarah, tetapi juga untuk meneguhkan iman pembacanya. Sehingga Injil ini menuntun untuk bertanya kepada diri sendiri, tentang bagaimana firman Allah dapat memperkuat dan meneguhkan iman orang percaya.
Tujuan penulisan Injil ini adalah agar pembaca mengetahui kebenaran dari segala sesuatu yang telah diajarkan (ay. 4). Sehingga, bagian ini mengajak para pembaca untuk mempertimbangkan tanggung jawab dalam hal warisan iman kepada generasi berikutnya dan menyangkut penyebaran kabar baik kepada dunia. Inilah kacamata kita sebagai pembaca untuk merenungkan Injil Lukas secara keseluruhan.
STUDI PRIBADI: Jelaskan makna “Yesus Tokoh Sejarah” di balik penulisan Injil Lukas! Apa pentingnya memahami kebenaran sejarah tentang tokoh Yesus dalam iman Kristen?
Pokok Doa: Berdoalah bagi orang-orang Kristen yang sedang dalam pergumulan mempertanyakan iman mereka, supaya mereka tetap berjumpa dengan kebenaran yang sejati di dalam Kristus Yesus.
Lukas 1 : 3
3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,
Lukas 1 : 4
4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Markus 8 : 32
32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
Markus 8 : 29
29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"
Wahyu 7 : 17
17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
1 Yohanes 4 : 10
10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
1 Yohanes 4 : 11
11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
1 Yohanes 4 : 12-17
12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.
14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
1 Yohanes 4 : 18
18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
1 Yohanes 4 : 20a
20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
1 Yohanes 4 : 20b
20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.