Bertobatlah Dan Percayalah Kepada Injil

“Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: ‘Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!’” (Markus 1:14-15)



Ayat Lectio Divina: Markus 1:14-15 | Bacaan Alkitab: Matius 9:35-38

Ketika Tuhan Yesus memproklamasikan Kerajaan Allah, Dia mengumumkan bahwa pemerintahan Allah yang Mahakuasa atas dunia akan segera terjadi. Pemerintahan Allah bukan berdasarkan ruang, namun sebuah peristiwa dinamis di mana Allah dengan penuh kuasa campur tangan atas kehidupan manusia untuk menggenapi setiap rencana dan rancangan-Nya. Tuhan Yesus menghabiskan banyak waktu menceritakan kepada orang banyak tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan Kerajaan Allah. Tuhan Yesus mau menunjukkan bahwa pandangan-Nya berbeda dengan pandangan orang pada umumnya. Ia mengoreksi pemahaman yang telah diterima oleh orang banyak. Pemerintahan Allah telah dekat, begitu dekatnya sehingga Markus percaya kita dapat menyentuhnya dalam Yesus. Pemerintahan Ilahi yang diumumkan Yesus menuntut keputusan dan komitmen yang harus manusia segera lakukan: Pertobatan, taat kepada pemerintahan Allah, dan yakin hal yang luar biasa akan segera terjadi.

Dunia tempat kita tinggal dikelilingi oleh ketidakpastian yang besar. Kerajaan-kerajaan yang dibangun manusia tampak kokoh dan tidak tergoyahkan. Meski demikian, pada akhirnya akan akhirnya roboh juga. Tidak ada hal permanen yang dapat dimiliki oleh manusia. Segala sesuatu bergantung pada Allah, dan ketika semua sumber kemanusiaan telah gagal, Allah muncul dan membawa keselamatan. Apa yang kita lakukan adalah penting supaya kita juga dapat berbagian menikmati Kerajaan Allah yang kekal. Pertobatan berarti kerelaan untuk menundukkan diri sedemikian rupa hingga menjadi seorang budak (Mrk. 9:35-36; 10:42-44) atau seperti seorang anak kecil (10:15-16), dan bersedia melepaskan keyakinan dirinya dan mengizinkan Allah mengambil kendali. Pertobatan menuntut sebuah perubahan ekspektasi, dan komitmen. Panggilan “untuk percaya kepada Injil” juga mengidentifikasikan bahwa pertobatan bukan akhir melainkan langkah pertama dari iman. Hanya mereka yang telah mengarahkan kehidupannya kepada Allah akan mampu melihat kemuliaan Allah.

STUDI PRIBADI: Apakah arti pertobatan, dan apa yang dituntut dalam pertobatan?

Pokok Doa: Berserulah kepada Tuhan agar Ia menolong kita dalam melawan kedagingan dan keinginan duniawi, serta mampu hidup memuliakan Allah.

×

Markus 9 : 35-36

35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."

36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:

×

Markus 10 : 42-44

42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.

43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,

44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

×

Markus 10 : 15-16

15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."

16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

×

Yakobus 4 : 7

7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

×

Wahyu 7 : 17

17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

×

1 Yohanes 4 : 10

10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

×

1 Yohanes 4 : 11

11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

×

1 Yohanes 4 : 12-17

12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.

15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

×

1 Yohanes 4 : 18

18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

×

1 Yohanes 4 : 20a

20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,

×

1 Yohanes 4 : 20b

20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Sharing Is Caring :