“Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Petrus 3:9)
Pembahasan: 2 Petrus 3:9 | Ayat Bacaan: 2 Petrus 3:1-16
2 Petrus 3 : 1-16
Hari Tuhan
1 Saudara-saudara yang terkasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni dengan peringatan-peringatan,
2 supaya kamu mengingat perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu.
3 Yang terutama harus kamu ketahui ialah bahwa pada hari-hari terakhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
4 Kata mereka, “Di mana janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapak-bapak leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.”
5 Mereka sengaja tidak mau tahu bahwa oleh firman Allah, langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,
6 dan bahwa oleh air itu, bumi waktu itu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.
7 Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
8 Akan tetapi, Saudara-saudaraku yang terkasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
9 Tuhan tidak lambat menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelambatan, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus oleh nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup
12 sementara kamu menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.
13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
14 Sebab itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu didapati-Nya tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh keselamatan, seperti yang telah dituliskan kepada kamu oleh Paulus, saudara kita yang terkasih, sesuai dengan hikmat yang dikaruniakan kepadanya.
16 Hal itu dilakukannya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang hal-hal ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka lakukan dengan tulisan-tulisan yang lain.
Sebuah lagu yang pernah populer pada zamannya bagi kaum muda yaitu “Pergi untuk Kembali” dimana dikisahkan sepasang kekasih yang akan berpisah tetapi ada pengharapan bahwa perpisahan itu hanya bersifat sementara dan pasangan yang pergi akan kembali untuk menjemput sang kekasih hati. Lagu ini tentu sebuah penggambaran akan janji pengharapan bahwa mereka akan bertemu kembali di masa yang akan datang.
Bagian firman Tuhan yang telah kita baca memang menunjukkan bahwa ada banyak pengajar sesat yang meragukan ajaran Kristus. Mereka mengolok akan janji kedatangan Kristus sebagai omong kosong belaka dan berusaha memengaruhi pikiran pengikut Kristus agar mereka tidak lagi memercayai janji kedatangan Kristus. Artinya di sini, bila kedatangan Kristus tidak benar maka Yesus sendiri adalah pribadi yang meninggalkan umat-Nya dan lalai akan janji-Nya. Namun hal ini segera ditepis dalam surat yang dikirimkan oleh Rasul Petrus bahwa Yesus bukanlah Pribadi yang lalai dan meninggalkan umat-Nya. Wujud bahwa Yesus tidak pernah lalai dan meninggalkan kita ditunjukkan dari kesabaran-Nya menanti pertobatan tiap kita. Seperti halnya ketika Allah sabar dengan setiap orang pada masa nabi Nuh sampai kepada turunnya air bah, demikian Allah juga sabar terhadap manusia untuk berbalik kepada-Nya sebelum hari penghakiman tiba. Maka hari kedatangan Kristus yang tidak kita tahu ini seharusnya dipakai sebagai kesempatan untuk berbalik dan menjangkau jiwa sebanyak-banyaknya agar mereka dapat menerima Kristus sebagai Juruselamat.
Dengan demikian, sebagai Umat Allah, kita seharusnya dapat melihat kesempatan yang Allah berikan bagi kita untuk melayani dan memberitakan Injil-Nya. Sebab Kristus akan datang kembali pada masa yang tidak bisa kita ketahui, namun Kristus tak pernah lalai dan meninggalkan umat-Nya. Oleh sebab itu, tugas kita sebagai orang percaya adalah terus-menerus memberitakan Injil agar sebanyak mungkin orang dapat percaya dan mengenal Kristus sebagai Juruselamat.
STUDI PRIBADI: Apakah yang membuat kita lalai menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan bagi kita dalam melayani-Nya? Apa yang dapat kita pelajari tentang kesabaran Tuhan dalam kehidupan kita?
Pokok Doa: Berdoa agar Gereja Tuhan setia dan bersyukur atas waktu dan kesempatan menjalankan pemberitaan Injil bagi kemuliaan Tuhan. Berdoa, para pemimpin negara terus mengembangkan Gereja Tuhan di negara ini.
Titus 2 : 11
11 Karena anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
Titus 2 : 14
14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Titus 2 : 11-12
11 Karena anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Titus 1 : 6-8a
6 yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu istri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.
7 Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang pengawas jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,
8a melainkan suka memberi tumpangan,
Titus 1 : 8b-9
8b suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri
9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.