“Dan dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam, karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam. Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.” (Ibrani 7:23-24)
Pembahasan: Ibrani 7:23-24 | Ayat Bacaan: Ibrani 7:11-28
Ibrani 7 : 11-28
11 Karena itu, andaikata melalui imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan — sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat — mengapa masih perlu ditetapkan seorang yang lain menjadi imam besar menurut aturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut aturan Harun?
12 Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu.
13 Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorang pun yang pernah melayani di mezbah.
14 Sebab telah diketahui semua orang bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan apa pun tentang imam-imam.
15 Hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain seperti Melkisedek,
16 yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusiawi, tetapi berdasarkan kuasa hidup yang tidak dapat binasa.
17 Sebab tentang Dia diberi kesaksian,
“Engkaulah Imam untuk selama-lamanya,
menurut aturan Melkisedek.”
18 Di satu sisi suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna
19 — sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan — di sisi lain, diperkenalkan suatu pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.
20 Dan hal ini tidak terjadi tanpa sumpah. Memang yang lain telah menjadi imam tanpa sumpah,
21 tetapi Yang Satu ini dengan sumpah, karena Dia yang berfirman kepada-Nya,
“Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal:
Engkaulah Imam untuk selama-lamanya” —
22 Itulah sebabnya Yesus telah menjadi jaminan dari suatu perjanjian yang lebih baik.
23 Dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam, karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam.
24 Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.
25 Karena itu, Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang melalui Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi daripada tingkat-tingkat surga.
27 Ia tidak seperti imam-imam besar itu yang setiap hari harus mempersembahkan kurban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa-dosa umat. Sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri.
28 Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah yang diucapkan sesudah hukum Taurat, menetapkan Anak yang telah dijadikan sempurna sampai selama-lamanya.
Memiliki status yang benar, merupakan suatu kesempatan bagi orang tersebut untuk mengerjakan banyak hal. Seumpama, bila seseorang pemimpin memahami benar akan status dan kedudukannya sebagai pemimpin, maka dirinya dapat berperan aktif dalam mengerjakan banyak hal bagi bidang yang dipimpinnya.
Dalam bagian ini, penulis Ibrani memberikan penekanan khusus mengenai status Yesus Kristus sebagai Imam Besar. Keimaman Yesus sebagai Imam Besar adalah jauh melebihi semua Imam Besar yang pernah melayani ibadah berdasarkan dari Taurat Musa. Penulis Ibrani menegaskan bahwa Imam Besar menurut garis keturunan Lewi adalah tidak sempurna dan terbatas dalam kurun waktu tertentu. Tapi, Yesus adalah Imam Besar menurut peraturan Melkisedekh, ini artinya bahwa Yesus menjadi seorang Imam adalah sama seperti Melkisedek menjadi seorang Imam dengan kualifikasi atau syarat: bukan karena adanya peraturan-peraturan manusia, bukan karena manusia yang menentukan, bukan karena keturunan dari suatu suku, dan bukan ditetapkan oleh seseorang. Sebab itu, Yesus adalah Imam Besar yang sempurna dan membawa perjanjian yang lebih baik. Keimaman Yesus tidak diwariskan atau digantikan seperti keimaman Lewi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Yesus adalah Imam yang suci, Yesus tidak bercacat dan terpisah dari orang berdosa. Selain itu, Melkisedekh adalah Raja sekaligus Imam, yang terhubung dengan Yerusalem dan dihormati Abraham yang membayar persepuluhan kepadanya. Inilah status Yesus sebagai Imam Besar menurut Melkisedekh.
Dengan demikian, sebagai orang percaya di dalam Yesus Kristus, maka Yesus adalah Raja dan Imam Besar di dalam kehidupan kita. Artinya, Yesus-lah yang berhak menjadi pemimpin hidup dan yang akan memelihara kehidupan relasi kita dengan Allah. Oleh sebab itu, kita harus selalu ingat bahwa Dialah yang sanggup memimpin dan memenuhi kebutuhan rohani kita karena Dia adalah Perantara kita dengan Allah. Marilah kita selalu berdoa, mengandalkan Tuhan Yesus dalam setiap aspek kehidupan kita serta menaati pimpinan-Nya. Yesus mau supaya kita senantiasa menaruh pengharapan kita hanya pada Diri-nya. Karena Kristus adalah Raja dan Imam Besar kita yang siap memimpin, menguatkan dan menenuhi janji-janji-Nya, kepada kita, meskipun kita harus menghadapi tantangan hidup ini.
STUDI PRIBADI: Apakah yang dimaksud dengan keimaman Yesus menurut Melkisedekh? Apa yang dapat kita pelajari dari Yesus sebagai Imam Besar dalam kehidupan kita?
Pokok Doa: Berdoa agar lebih banyak orang percaya kepada Tuhan sebagai Tuhan dan Juru Selamat; kita setia kepada Tuhan, Perantara kita pada Allah, yang mendengar doa kita, menjawabnya sesuai waktu dan kehendak-Nya.
Ibrani 2 : 5-18
Yesus seketika lebih rendah daripada malaikat-malaikat
5 Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini.
6 Sebaliknya, ada orang yang pernah bersaksi di dalam suatu nas, katanya,
"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya,
atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat,
dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,
8 segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya."
Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatu pun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini kita belum melihat segala sesuatu ditaklukkan kepada-Nya.
9 Tetapi yang kita lihat ialah bahwa Yesus untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat, dan karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh anugerah Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
10 Sebab memang sepantasnya Allah — yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan — juga menyempurnakan Perintis yang memimpin mereka kepada keselamatan melalui penderitaan.
11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, semuanya berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,
12 kata-Nya,
"Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku,
dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,"
13 dan lagi,
"Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,"
dan lagi, "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku."
14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan turut mengalami keadaan mereka, supaya melalui kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis yang berkuasa atas maut.
15 Dengan demikian, Ia membebaskan pula mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan karena takutnya kepada maut.
16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia pedulikan, tetapi keturunan Abraham yang Ia pedulikan.
17 Itulah sebabnya, dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa umat.
18 Karena Ia sendiri telah menderita ketika dicobai, maka Ia dapat menolong mereka yang sedang dicobai.
Roma 6 : 23
23 Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Titus 2 : 11-12
11 Karena anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Titus 1 : 6-8a
6 yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu istri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.
7 Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang pengawas jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,
8a melainkan suka memberi tumpangan,
Titus 1 : 8b-9
8b suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri
9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.