Hidup Tanpa Matahari

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1)



Pembahasan: Ibrani 11:1 | Ayat Bacaan: Ibrani 11:1-10

Kita yang hidup di wilayah tropis biasanya akan gembira jika terik matahari tidak nampak selama beberapa hari. Tetapi, apa jadinya jika kita tidak merasakan sinar matahari selama berbulan-bulan? Richard Byrd adalah seorang komandan penjelajah kutub selatan. Karena pengaruh rotasi bumi dan revolusi matahari, Kutub Selatan tidak mendapat sinar matahari selama enam bulan. Dalam buku hariannya, Byrd pernah menulis, “Aku merasa aku merindukan cahaya seperti orang yang haus merindukan air.” Ia melanjutkan, “Kemuraman ada di sekelilingku bagaikan upacara penguburan yang bergantung di tengah kegelapan.” Meski tidak melihatnya, Richard yakin bahwa tetap ada matahari. Matahari menjadi pengharapan yang membuatnya bertahan.

Sama seperti itu, iman adalah dasar pengharapan dan bukti dari apa yang tidak kita lihat. Iman bukanlah lompatan buta ke dalam kegelapan atau sesuatu yang kita lakukan tanpa mempertimbangkan bukti. Penulis Ibrani memaparkan adanya bukti-bukti dengan merujuk pada pekerjaan Allah dalam sejarah. Sejarah menjadi saksi. Nuh membangun bahtera karena Allah memperingatkan adanya air bah. Abraham meninggalkan tempat asalnya karena Allah menjanjikan tempat tinggal dan berkat-Nya. Mereka berjalan dengan mata iman yang memampukan mereka melihat dan berharap pada hal yang Allah sediakan. Meski mata jasmani–bahkan seluruh indera tubuh–tidak dapat menggapainya, bukan berarti mereka sedang melompat kepada kekonyolan.

Memang pada masa ini, Allah tidak menyapa kita secara verbal. Namun, bukan berarti Dia tidak berbicara. Dia berbicara melalui Alkitab dan iman adalah respons terhadap firman-Nya. Saat ini, kita pun sedang ada dalam perlombaan panjang, dan para tokoh iman memberi kesaksian penyertaan Allah dalam hidup mereka. Beriman berarti kita bersandar pada Allah saja, bukan pada kemampuan diri. Kita diundang melangkah dalam tindakan iman bersama dengan Allah yang menjadi sumber pengharapan kita. Seseorang pernah berkata, “Mata boleh buta, telinga boleh tuli, mulut boleh bisu, tetapi hati harus terus terpatri di dalam Tuhan.”

STUDI PRIBADI: Apa yang membuat Anda meragukan penyertaan Tuhan? Apakah itu wajar?

Pokok Doa: Berdoalah bagi mereka yang dilanda keraguan akan penyertaan Allah.

×

1 Yohanes 1 : 5

5 Inilah berita yang telah kami dengar dari Dia dan kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

×

1 Yohanes 1 : 7

7 Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

×

Ibrani 10 : 12

12 Tetapi, setelah mempersembahkan hanya satu kurban saja karena dosa, Kristus duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,

×

Ibrani 10 : 17

17 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan pelanggaran mereka."

×

Titus 1 : 8b-9

8b suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri

9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Sharing Is Caring :