Nyanyian Tentang Kebun Anggur

“Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.” (Yesaya 5:2)



Pembahasan: Yesaya 5:2 | Ayat Bacaan: Yesaya 5:1-7

Bayangkan seorang petani yang merawat kebun anggurnya. Dia memilih tanah terbaik, membersihkannya dari bebatuan, menanam bibit pilihan, membangun menara jaga, dan bahkan memotong batu untuk membuat bejana pemerasan anggur. Setiap hari sang petani merawat tanamannya dengan harapan besar. Namun, ketika tiba waktu panen, alih-alih buah anggur yang manis, yang dihasilkan justru buah yang asam. Kekecewaan sang petani pasti tak terbayangkan. Kisah ini mirip dengan apa yang kita temukan dalam Yesaya 5:2.

Yesaya 5:2 adalah bagian dari “Nyanyian Kebun Anggur” yang ditulis oleh nabi Yesaya. Dalam konteks ini, kebun anggur adalah metafora untuk bangsa Israel, dan pemilik kebun anggur adalah Allah sendiri. Nyanyian ini adalah teguran kepada bangsa Israel yang telah menyimpang dari jalan Tuhan. Allah telah memberikan segala yang terbaik dan merawat mereka dengan penuh kasih, tetapi Israel justru menghasilkan “buah busuk” – yaitu ketidakadilan dan kefasikan.

Kata “mencangkulnya” menunjukkan tindakan melindungi dengan hati-hati. Frasa “membuang batu-batunya” menggambarkan upaya pembersihan yang menyeluruh. Frasa “pokok anggur pilihan” merujuk pada jenis anggur terbaik yang dikenal pada masa itu. Semua ini menekankan betapa Allah telah memberikan yang terbaik dan merawat umat-Nya dengan sepenuh hati. Namun, frasa “buah anggur yang asam” berlawanan dengan harapan, dimana menggambarkan kekecewaan yang mendalam.

Kasih Allah sunguh tak terbatas untuk umat-Nya, tapi kita pun bertanggungjawab untuk merespons kasih-Nya dengan ketaatan dan menghasilkan “buah” yang baik dalam hidup kita. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk merefleksikan karakter-Nya dan menghasilkan buah Roh dalam hidup kita. Apakah hidup kita menghasilkan “buah manis” yang menyenangkan hati Tuhan, atau justru “buah asam” yang mengecewakan-Nya? Kiranya kita selalu berusaha untuk hidup sesuai dengan panggilan-Nya, membalas kasih-Nya dengan ketaatan dan pelayanan yang tulus.

STUDI PRIBADI: Apa “buah-buah” yang kita hasilkan menjadi cerminan pemeliharaan dan kasih Tuhan? Bagaimana kita dapat menghasilkan “buah yang manis” yang berdampak positif bagi orang lain?

Pokok Doa: Doakan pergumulan jemaat Tuhan di era digital ini, agar tetap hidup berfokus kepada Tuhan, dan menghasilkan buah-buah karakter yang memuliakan nama Tuhan.

×

Yesaya 5 : 2

2 Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.

×

Pengkhotbah 2 : 25

25 Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?

×

Pengkhotbah 2 : 26

26 Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

×

Yohanes 10 : 10

10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah.

×

Mazmur 150 : 2

2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!

×

Mazmur 90 : 11

11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

×

Mazmur 88 : 7-8

6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela

×

Mazmur 88 : 9a

8 (88-9a) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku,

×

Mazmur 88 : 9b

8 (88-9b) telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;

×

Mazmur 88 : 14

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

×

Mazmur 88 : 16

15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.

×

Mazmur 88 : 17-18

16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.

×

Mazmur 88 : 19

18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.

×

Mazmur 88 : 2, 10

1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.

9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.

×

Mazmur 88 : 14-15

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Sharing Is Caring :