Mengenal Karakter Allah Sang Pencipta

Bacaan hari ini: Kejadian 1 | Bacaan setahun: Yehezkiel 1-3


“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.” (Kejadian 1:31)

Saya pernah melihat sebuah karikatur yang menggambarkan kejanggalan cara berpikir seorang ateis. Mereka tahu bahwa di balik sebuah lukisan yang indah atau musik yang merdu pasti ada seorang desainer yang cerdas. Tetapi ketika melihat keindahan dan keteraturan alam, mereka berpikir bahwa hal itu terjadi secara kebetulan saja.

Bagi penulis Alkitab, keberadaan Allah adalah sesuatu yang bersifat aksiomatis (tidak perlu dipertanyakan). Bagian yang kita baca hari ini juga jelas menunjukkan bahwa dunia ini tidak terbentuk secara kebetulan: ada Allah sebagai Perancang dan asal mula segala keberadaan di dunia ini. Mereka yang tidak percaya adanya Allah adalah orang-orang yang fasik (Mzm. 10:4; 53:1). Tetapi apakah kita bisa mempercayai kesaksian para penulis Alkitab?

Ada dua hal sederhana yang bisa kita renungkan. Pertama, sebuah kehidupan tidak akan mungkin muncul dari sesuatu yang tidak pernah hidup. Louis Pasteur dengan tegas menyatakan bahwa omne vivum ex vivo (“semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain”). Seandainya tidak ada Allah, kita akan kesulitan menjelaskan asal mula adanya kehidupan. Kedua, sebuah keteraturan tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Sama seperti itu, apabila memang dunia ini terjadi secara kebetulan, kita tidak mungkin menjelaskan keteraturan dan keindahan di dunia ini. Sebaliknya, keindahan dunia ini justru mensyaratkan adanya perancang cerdas di baliknya.

Oleh sebab itu, keyakinan bahwa Allah adalah Pencipta seharusnya mnengingatkan kita bahwa bumi ini adalah milik Allah. Itu berarti, Allah adalah Pencipta dari alam semesta ini. Jadi, bumi bukan milik kita. Karena itu, cara kita berelasi dengan alam dan menggunakan sumber dayanya seharusnya berbeda. Kita seharusnya menggunakan hak yang diberikan Allah untuk mengelola alam ciptaan-Nya dengan penuh bertanggung-jawab. Kita bukan mengekploitasi (digunakan secara tamak) dunia, tetapi mengeksplorasinya bagi kemuliaan Allah dan kebaikan bersama.

STUDI PRIBADI: Bagaimana cara Anda menjadi pengelola dunia Allah yang baik ini?

Pokok Doa: Doakan agar manusia menjadi pengelola bumi yang baik dan bertanggung jawab, bukan merusaknya. Doakan wilayah yang mengalami bencana (banjir, kebakaran hutan, dsb) karena keserakahan manusia. 

Sharing Is Caring :