“Lalu Daud pergi… dan melarikan diri ke gua Adulam.” (1 Samuel 22:1a)
Bacaan hari ini: 1 Samuel 22:1-5 | Bacaan setahun: 1 Samuel 21-22
1 Samuel 22 : 1-5
Daud di gua Adulam
1 Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia.
2 Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.
3 Dari sana Daud pergi ke Mizpa di Moab dan berkata kepada raja negeri Moab: “Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku.”
4 Lalu diantarkannyalah mereka kepada raja negeri Moab, dan mereka tinggal bersama dia selama Daud ada di kubu gunung.
5 Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: “Janganlah tinggal di kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda.” Lalu pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret.
1 Samuel 21
Daud di Nob
1 Sampailah Daud ke Nob kepada Ahimelekh, imam itu. Dengan gemetar Ahimelekh pergi menemui Daud dan berkata kepadanya: “Mengapa engkau seorang diri dan tidak ada orang bersama-sama dengan engkau?”
2 Jawab Daud kepada imam Ahimelekh: “Raja menugaskan sesuatu kepadaku, katanya kepadaku: Siapapun juga tidak boleh mengetahui sesuatu dari hal yang kusuruh kepadamu dan yang kutugaskan kepadamu ini. Sebab itu orang-orangku telah kusuruh pergi ke suatu tempat.
3 Maka sekarang, apa yang ada padamu? Berikanlah kepadaku lima roti atau apapun yang ada.”
4 Lalu jawab imam itu kepada Daud: “Tidak ada roti biasa padaku, hanya roti kudus yang ada; asal saja orang-orangmu itu menjaga diri terhadap perempuan.”
5 Daud menjawab imam itu, katanya kepadanya: “Memang, kami tidak diperbolehkan bergaul dengan perempuan, seperti sediakala apabila aku maju berperang. Tubuh orang-orangku itu tahir, sekalipun pada perjalanan biasa, apalagi pada hari ini, masing-masing mereka tahir tubuhnya.”
6 Lalu imam itu memberikan kepadanya roti kudus itu, karena tidak ada roti di sana kecuali roti sajian; roti itu biasa diangkat orang dari hadapan TUHAN, supaya pada hari roti itu diambil, ditaruh lagi roti baru.
7 Maka pada hari itu juga ada di sana salah seorang pegawai Saul, yang dikhususkan melayani TUHAN; namanya Doeg, seorang Edom, pengawas atas gembala-gembala Saul.
8 Berkatalah Daud kepada Ahimelekh: “Tidak adakah padamu di sini tombak atau pedang? Sebab baik pedangku maupun senjataku, tidak dapat kubawa, karena perintah raja itu mendesak.”
9 Kemudian berkatalah imam itu: “Pedang Goliat, orang Filistin, yang kaupukul kalah di Lembah Tarbantin, itulah yang ada di sini, terbungkus dalam kain di belakang efod itu. Jika engkau hendak mengambilnya, ambillah; yang lain tidak ada, hanya ini.” Kata Daud: “Tidak ada yang seperti itu; berikanlah itu kepadaku.”
Daud di Gat
10 Kemudian bersiaplah Daud dan larilah ia pada hari itu juga dari Saul; sampailah ia kepada Akhis, raja kota Gat.
11 Pegawai-pegawai Akhis berkata kepada tuannya: “Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah tentang dia orang-orang menyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?”
12 Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu.
13 Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya.
14 Lalu berkatalah Akhis kepada para pegawainya: “Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku?
15 Kekurangan orang gilakah aku, maka kamu bawa orang ini kepadaku supaya ia menunjukkan gilanya dekat aku? Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?”
1 Samuel 22
Daud di gua Adulam
1 Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia.
2 Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.
3 Dari sana Daud pergi ke Mizpa di Moab dan berkata kepada raja negeri Moab: “Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku.”
4 Lalu diantarkannyalah mereka kepada raja negeri Moab, dan mereka tinggal bersama dia selama Daud ada di kubu gunung.
5 Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: “Janganlah tinggal di kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda.” Lalu pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret.
Para imam di Nob dibunuh
6 Hal itu terdengar oleh Saul, sebab Daud dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia telah diketahui tempatnya. Adapun Saul ada di Gibea, sedang duduk di bawah pohon tamariska di bukit, dengan tombaknya di tangan dan semua pegawainya berdiri di dekatnya.
7 Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya yang berdiri di dekatnya: “Cobalah dengar, ya orang-orang Benyamin! Apakah anak Isai itu juga akan memberikan kepada kamu sekalian ladang dan kebun anggur, apakah ia akan mengangkat kamu sekalian menjadi kepala atas pasukan seribu dan atas pasukan seratus,
8 sehingga kamu sekalian mengadakan persepakatan melawan aku dan tidak ada seorangpun yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku mengikat diri dengan anak Isai itu? Tidak ada seorangpun dari kamu yang cemas karena aku, atau yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku telah menghasut pegawaiku melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini.”
9 Lalu menjawablah Doeg, orang Edom itu, yang berdiri dekat para pegawai Saul, katanya: “Telah kulihat, bahwa anak Isai itu datang ke Nob, kepada Ahimelekh bin Ahitub.
10 Ia menanyakan TUHAN bagi Daud dan memberikan bekal kepadanya; juga pedang Goliat, orang Filistin itu, diberikannya kepadanya.”
11 Lalu raja menyuruh memanggil Ahimelekh bin Ahitub, imam itu, bersama-sama dengan seluruh keluarganya, para imam yang di Nob; dan datanglah sekaliannya menghadap raja.
12 Kata Saul: “Cobalah dengar, ya anak Ahitub!” Jawabnya: “Ya, tuanku.”
13 Kemudian bertanyalah Saul kepadanya: “Mengapa kamu mengadakan persepakatan melawan aku, engkau dengan anak Isai itu, dengan memberikan roti dan pedang kepadanya, menanyakan Allah baginya, sehingga ia bangkit melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini?”
14 Lalu Ahimelekh menjawab raja: “Tetapi siapakah di antara segala pegawaimu yang dapat dipercaya seperti Daud, apalagi ia menantu raja dan kepala para pengawalmu, dan dihormati dalam rumahmu?
15 Bukan ini pertama kali aku menanyakan Allah bagi dia. Sekali-kali tidak! Janganlah kiranya raja melontarkan tuduhan kepada hambamu ini, bahkan kepada seluruh keluargaku, sebab hambamu ini tidak tahu apa-apa tentang semuanya itu, baik tentang perkara kecil maupun perkara besar.”
16 Tetapi raja berkata: “Engkau mesti dibunuh, Ahimelekh, engkau dan seluruh keluargamu.”
17 Lalu raja memerintahkan kepada bentara yang berdiri di dekatnya: “Majulah dan bunuhlah para imam TUHAN itu sebab mereka membantu Daud; sebab walaupun mereka tahu, bahwa ia melarikan diri, mereka tidak memberitahukan hal itu kepadaku.” Tetapi para pegawai raja tidak mau mengangkat tangannya untuk memarang imam-imam TUHAN itu.
18 Lalu berkatalah raja kepada Doeg: “Majulah engkau dan paranglah para imam itu.” Maka majulah Doeg, orang Edom itu, lalu memarang para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima orang, yang memakai baju efod dari kain lenan.
19 Juga penduduk Nob, kota imam itu, dibunuh raja dengan mata pedang; laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak yang menyusu, pula lembu, keledai dan domba dibunuhnya dengan mata pedang.
20 Tetapi seorang anak Ahimelekh bin Ahitub, namanya Abyatar luput; ia melarikan diri menjadi pengikut Daud.
21 Ketika Abyatar memberitahukan kepada Daud, bahwa Saul telah membunuh para imam TUHAN,
22 berkatalah Daud kepada Abyatar: “Memang pada hari itu juga ketika Doeg, orang Edom itu, ada di sana, aku telah tahu, bahwa pasti ia akan memberitahukannya kepada Saul. Akulah sebab utama dari pada kematian seluruh keluargamu.
23 Tinggallah padaku, janganlah takut; sebab siapa yang ingin mencabut nyawamu, ia juga ingin mencabut nyawaku; di dekatku engkau aman.”
Kedengkian dan ketakutan kehilangan jabatan sebagai raja telah membuat Saul menjadi-jadi. Ia terus mengejar Daud kemana pun Daud pergi. Pengejaran dan keinginan Saul untuk membunuhnya membuat hati Daud menjadi takut. Lalu larilah Daud bersembunyi di gua Adulam, yakni suatu tempat di perbukitan Yehuda yang sangat aman dan strategis sebagai tempat persembunyian dan perlindungan (ay. 1).
Di tengah-tengah pelarian dan ketakutannya, ternyata Daud tidak ditinggal sendirian. Saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya datang menemuinya di gua Adulam untuk mendukungnya. Kedatangan mereka sesungguhnya menyatakan bahwa mereka datang untuk menderita dan bertaruh nyawa bersamanya. Daud pun menyambut dan menerimanya dengan senang hati. Bahkan memberi perhatian secara khusus pada ayah dan ibunya yang sudah lanjut usia, ia mengusahakan untuk memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman dan tenang (ay. 3-4). Selain itu, datang berhimpunlah kepadanya setiap orang yang ada dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, dan setiap orang yang sakit hati. Kepada mereka, Daud pun memberikan dirinya untuk memimpin mereka (ay 2). Demikianlah, Daud memiliki orang-orang yang mengasihinya, sepenanggungan, dan menguatkannya. Bahkan, dalam masa pelarian dan ketakutan itu, Daud bisa menjadi tempat bagi mereka yang mengalami kesukaran dan kepahitan hidup. Selain itu, ia pun mendapat pertolongan Tuhan melalui nabi Gad sebagai penasihat atau pembimbing rohaninya. Demikianlah Daud menghadapi dan melewati masa pelariannya.
Dari sini, kita belajar bahwa di tengah-tengah situasi yang sulit dan menakutkan di dalam hidup, sesungguhnya kita tidak pernah ditinggalkan sendirian. Ada orang-orang yang Tuhan kirimkan untuk bisa menyertai, mendukung, membimbing dan menguatkan kita. misal: keluarga, saudara seiman maupun hamba-Nya. Kita juga belajar menjadi berkat bagi orang lain dengan memberikan perhatian dan kepedulian kita kepada mereka yang sedang mengalami situasi yang sama dengan kita.
STUDI PRIBADI: Bagaimana pergumulan hidup Anda saat ini? Apakah sedang mengalami situasi yang tidak mengenakkan dan menakutkan? Bagaimana Anda menyikapinya?
Pokok Doa: Mari kita berdoa agar setiap kita sebagai orang percaya diberi hikmat dan selalu bersandar pada Tuhan dalam menyikapi masa-masa sulit dan menakutkan yang sedang kita alami.