“Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga.” (22:33-35)
Bacaan hari ini: 2 Samuel 22 | Bacaan setahun: 2 Samuel 21-22
2 Samuel 21
Orang-orang Gibeon dan keluarga Saul
1 Dalam zaman Daud terjadilah kelaparan selama tiga tahun berturut-turut, lalu Daud pergi menanyakan petunjuk TUHAN. Berfirmanlah TUHAN: “Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon.”
2 Lalu raja memanggil orang-orang Gibeon dan berkata kepada mereka, –orang-orang Gibeon itu tidak termasuk orang Israel, tetapi termasuk sisa-sisa orang Amori dan walaupun orang Israel telah bersumpah kepada mereka, Saul berikhtiar membasmi mereka dalam kegiatannya untuk kepentingan orang Israel dan Yehuda, —
3 Daud berkata kepada orang-orang Gibeon itu: “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu dan dengan apakah dapat kuadakan penebusan, supaya kamu memberkati milik pusaka TUHAN?”
4 Lalu berkatalah orang-orang Gibeon itu kepadanya: “Bukanlah perkara emas dan perak urusan kami dengan Saul serta keluarganya, juga bukanlah urusan kami untuk membunuh seseorang di antara orang Israel.” Tetapi kata Daud: “Apakah yang kamu kehendaki akan kuperbuat bagimu?”
5 Sesudah itu berkatalah mereka kepada raja: “Dari orang yang hendak membinasakan kami dan yang bermaksud memunahkan kami, sehingga kami tidak mendapat tempat di manapun di daerah Israel,
6 biarlah diserahkan tujuh orang anaknya laki-laki kepada kami, supaya kami menggantung mereka di hadapan TUHAN di Gibeon, di bukit TUHAN.” Lalu berkatalah raja: “Aku akan menyerahkan mereka.”
7 Tetapi raja merasa sayang kepada Mefiboset bin Yonatan bin Saul, karena sumpah demi TUHAN ada di antara mereka, di antara Daud dan Yonatan bin Saul.
8 Lalu raja mengambil kedua anak laki-laki Rizpa binti Aya, yang dilahirkannya bagi Saul, yakni Armoni dan Mefiboset, dan kelima anak laki-laki Merab binti Saul, yang dilahirkannya bagi Adriel bin Barzilai, orang Mehola itu,
9 kemudian diserahkannyalah mereka ke dalam tangan orang-orang Gibeon itu. Orang-orang ini menggantung mereka di atas bukit, di hadapan TUHAN. Ketujuh orang itu tewas bersama-sama. Mereka telah dihukum mati pada awal musim menuai, pada permulaan musim menuai jelai.
10 Lalu Rizpa binti Aya mengambil kain karung, dan membentangkannya bagi dirinya di atas gunung batu, dari permulaan musim menuai sampai tercurah air dari langit ke atas mayat mereka; ia tidak membiarkan burung-burung di udara mendatangi mayat mereka pada siang hari, ataupun binatang-binatang di hutan pada malam hari.
11 Ketika diberitahukan kepada Daud apa yang diperbuat Rizpa binti Aya, gundik Saul itu,
12 maka pergilah Daud mengambil tulang-tulang Saul dan tulang-tulang Yonatan, anaknya, dari warga-warga kota Yabesh-Gilead, yang telah mencuri tulang-tulang itu dari tanah lapang di Bet-San, tempat orang Filistin menggantung mereka, ketika orang Filistin memukul Saul kalah di Gilboa.
13 Ia membawa dari sana tulang-tulang Saul dan tulang-tulang Yonatan, anaknya. Dikumpulkanlah juga tulang-tulang orang-orang yang digantung tadi,
14 lalu dikuburkan bersama-sama tulang-tulang Saul dan Yonatan, anaknya, di tanah Benyamin, di Zela, di dalam kubur Kish, ayahnya. Orang melakukan segala sesuatu yang diperintahkan raja, maka sesudah itu Allah mengabulkan doa untuk negeri itu.
Peperangan melawan orang Filistin
15 Ketika terjadi lagi peperangan antara orang Filistin dan orang Israel, maka berangkatlah Daud bersama-sama dengan orang-orangnya, lalu berperang melawan orang Filistin, sampai Daud menjadi letih lesu.
16 Yisbi-Benob, yang termasuk keturunan raksasa–berat tombaknya tiga ratus syikal tembaga dan ia menyandang pedang yang baru–menyangka dapat menewaskan Daud.
17 Tetapi Abisai, anak Zeruya, datang menolong Daud, lalu merobohkan dan membunuh orang Filistin itu. Pada waktu itu orang-orang Daud memohon dengan sangat kepadanya, kata mereka: “Janganlah lagi engkau maju berperang bersama-sama dengan kami, supaya keturunan Israel jangan punah bersama-sama engkau.”
18 Sesudah itu terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin di Gob; pada waktu itu Sibkhai, orang Husa, memukul kalah Saf, yang termasuk keturunan raksasa.
19 Dan terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin, di Gob; Elhanan bin Yaare-Oregim, orang Betlehem itu, menewaskan Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun.
20 Lalu terjadi lagi pertempuran di Gat; dan di sana ada seorang yang tinggi perawakannya, yang tangannya dan kakinya masing-masing berjari enam: dua puluh empat seluruhnya; juga orang ini termasuk keturunan raksasa.
21 Ia mengolok-olok orang Israel, maka Yonatan, anak Simea kakak Daud, menewaskannya.
22 Keempat orang ini termasuk keturunan raksasa di Gat; mereka tewas oleh tangan Daud dan oleh tangan orang-orangnya.
2 Samuel 22
Nyanyian syukur Daud
1 Daud mengatakan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul.
2 Ia berkata: “Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
3 Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan.
4 Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku.
5 Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku,
6 tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.
7 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya.
8 Lalu bergoyang dan bergoncanglah bumi, dasar-dasar langit gemetar dan bergoyang, oleh karena bernyala-nyala murka-Nya.
9 Asap membubung dari hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya.
10 Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya.
11 Ia mengendarai kerub, lalu terbang, dan tampak di atas sayap angin.
12 Dan Ia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi pondok-Nya: air hujan yang gelap, awan yang tebal.
13 Karena sinar kilat di hadapan-Nya bara api menjadi menyala.
14 TUHAN mengguntur dari langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suara-Nya.
15 Dilepaskan-Nya panah-panah, sehingga diserakkan-Nya mereka, yakni kilat-kilat, sehingga dikacaukan-Nya mereka.
16 Lalu kelihatanlah dasar-dasar laut, alas-alas dunia tersingkap karena hardikan TUHAN karena hembusan nafas dari hidung-Nya.
17 Ia menjangkau dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari banjir.
18 Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah, dari pada orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku.
19 Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi TUHAN adalah sandaran bagiku;
20 Ia membawa aku keluar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku.
21 TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku; Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku,
22 sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak menjauhkan diri dari Allahku sebagai orang fasik.
23 Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan dari ketetapan-Nya aku tidak menyimpang;
24 aku berlaku tidak bercela kepada-Nya dan menjaga diri terhadap kesalahan.
25 Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucianku di depan mata-Nya.
26 Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela,
27 terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.
28 Bangsa yang tertindas Engkau selamatkan, tetapi mata-Mu melawan orang-orang yang tinggi hati, supaya mereka Kaurendahkan.
29 Karena Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku.
30 Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok.
31 Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
32 Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu selain dari Allah kita?
33 Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata;
34 yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit;
35 yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga.
36 Juga Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, dan kebaikan-Mu telah membuat aku besar.
37 Kauberikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata kakiku tidak goyah.
38 Aku mengejar musuhku sampai mereka kupunahkan, dan tidak berbalik sebelum mereka kuhabiskan;
39 aku menghabiskan dan meremukkan mereka, sehingga mereka tidak bangkit lagi, dan mereka rebah di bawah kakiku.
40 Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk berperang, Engkau tundukkan ke bawah kuasaku orang yang bangkit melawan aku.
41 Kaubuat musuhku lari dari padaku, orang-orang yang membenci aku, mereka kubinasakan.
42 Mereka berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang menyelamatkan, mereka berteriak kepada TUHAN, tetapi Ia tidak menjawab mereka.
43 Aku menggiling mereka halus-halus seperti debu tanah, aku menumbuk mereka dan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan.
44 Dan Engkau meluputkan aku dari perbantahan bangsaku; Engkau memelihara aku sebagai kepala atas bangsa-bangsa; bangsa yang tidak kukenal menjadi hambaku;
45 orang-orang asing tunduk menjilat kepadaku, baru saja telinga mereka mendengar, mereka taat kepadaku.
46 Orang-orang asing pucat layu dan keluar dari kota kubunya dengan gemetar.
47 TUHAN hidup! Terpujilah gunung batuku, dan ditinggikanlah kiranya Allah gunung batu keselamatanku,
48 Allah, yang telah mengadakan pembalasan bagiku, yang telah membawa bangsa-bangsa ke bawah kuasaku,
49 dan yang telah membebaskan aku dari pada musuhku. Dan Engkau telah meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku; Engkau telah melepaskan aku dari para penindas.
50 Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu, ya TUHAN, di antara bangsa-bangsa, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
51 Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, kepada Daud dan anak cucunya untuk selamanya.”
Pernahkah kita mendengar istilah strawberry generation? Istilah ini muncul dari Taiwan dan ditujukan kepada sebagian generasi baru yang lunak seperti strawberry. Pemilihan strawberry, karena buah strawberry tampak indah dan eksotis, tetapi di saat yang sama, mudah hancur. Menurut Prof. Rhenald Kasali, strawberry generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati. Perhatikan saja laman sosial media mereka. Banyak gagasan kreatif yang dilahirkan oleh mereka, sekaligus juga banyak cuitan resah penggambaran suasana hati yang mereka rasakan.
Ada dua hal yang menjadi pemicu munculnya generasi ini. Pertama, tingkat kesejahteraan orangtua mereka yang cenderung lebih baik dan memanjakan mereka. Kedua, self diagnosis yang dangkal yang didasari perspektif serta literasi self-centered, yang membuat mereka mudah untuk mengasihani diri sendiri. Dua hal yang sangat berlawanan ini justru kita dapatkan dari doa syukur Daud dalam bacaan hari ini.
Dalam ancaman maut dan dikejar-kejar Raja Saul yang menginginkan nyawanya, Daud memilih bersyukur dan mengingat kebaikan Tuhan dalam hidupnya. Dengan bahasa yang detail dan estetik, Daud merinci setiap pertolongan Tuhan yang pernah dialaminya. Tidak hanya pertolongan-Nya, Daud mengingat ketaatan dan kesalehan hidupnya – hal positif yang telah dia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan mengingat hal-hal indah inilah, Daud mendapatkan perspektif yang sangat positif tentang penderitaan dan tantangan hidup. Kondisi ini malah memberikan kesempatan kepada Daud untuk menjadi kuat, serta mengalami pertolongan Tuhan tepat pada waktunya.
Tindakan intensional ini menolong Daud dan juga kita untuk memiliki perspektif Ilahi yang sehat dan optimistik. Dengan cara demikian, Daud dan kita dapat dikuatkan untuk bertahan bahkan berkemenangan dalam setiap kesulitan dan tantangan hidup!
STUDI PRIBADI: Menurut Anda, apakah yang membuat Daud dapat bertahan di tengah-tengah ancaman dan kesulitan yang melanda hidupnya? Apa respons Anda di tengah-tengah kesulitan hidup yang Anda alami?
Pokok Doa: Berdoalah memohon agar Roh Kudus membuka mata rohani kita serta menganugerahkan hikmat Ilahi, agar setiap kita dapat menyadari kehadiran-Nya yang lestari dalam hidup kita.