“Pada waktu itu Tuhan, TUHAN semesta alam menyuruh orang menangis dan meratap… tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu… sambil berseru: Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!” (Yes. 22:12-13)
Bacaan hari ini: Yesaya 22:1-14 | Bacaan setahun: Yesaya 21-22
Yesaya 22 : 1-14
Kelancangan penduduk Yerusalem
1 Ucapan ilahi terhadap “lembah penglihatan”. Ada apa gerangan, maka semua pendudukmu naik ke sotoh-sotoh rumah,
2 hai kota yang bersorak riuh dan ribut gembira, hai negeri yang beria-ria? Orang-orangmu yang mati terbunuh bukanlah terbunuh oleh pedang, dan bukanlah gugur dalam peperangan.
3 Semua panglimamu sama-sama melarikan diri, mereka tertawan tanpa tembakan panah; semua orang-orang kuatmu sama-sama tertawan, biarpun mereka sudah lari jauh-jauh.
4 Sebab itu aku berkata: “Buanglah mukamu terhadap aku, biarkanlah aku menangis dalam kepahitan; janganlah mendesak aku, supaya aku terhibur mengenai kebinasaan puteri bangsaku.”
5 Sebab Tuhan, TUHAN semesta alam telah menentukan suatu hari: Ia akan menggemparkan, menginjak-injak dan mengacaukan orang: di “lembah penglihatan” tembok akan dirombak dan teriakan minta tolong sampai ke puncak gunung!
6 Elam telah memasang tabung panah, Aram datang dengan pasukan berkereta dan berkuda, dan Kir membuka sarung perisai.
7 Maka lembah-lembahmu yang paling indah penuh dengan kereta, dan pasukan berkuda berbaris di hadapan pintu gerbang,
8 dan Yehuda kehilangan perlindungan. Pada waktu itu engkau memandang kepada perlengkapan senjata di “Gedung Hutan”;
9 kamu melihat bahwa memang sudah banyak sekali retak-retak tembok kota Daud dan kamu mengumpulkan air kolam bawah;
10 kamu menghitung rumah-rumah di Yerusalem, dan kamu merobohkan rumah-rumah untuk meneguhkan tembok;
11 kamu membuat tempat pengumpulan air di antara kedua tembok itu untuk menampung air dari kolam yang lama; tetapi kamu tidak memandang kepada Dia yang membuatnya, dan tidak melihat kepada Dia yang telah sejak dahulu membentuknya.
12 Pada waktu itu Tuhan, TUHAN semesta alam menyuruh orang menangis dan meratap dengan menggundul kepala dan melilitkan kain kabung;
13 tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil berseru: “Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!”
14 Tetapi TUHAN semesta alam menyatakan diri dan berfirman kepadaku: “Sungguh, kesalahanmu ini tidak akan diampuni, sampai kamu mati,” firman Tuhan, TUHAN semesta alam.
Yesaya 21
Ucapan ilahi terhadap Babel
1 Ucapan ilahi terhadap “padang gurun di tepi laut”. Seperti puting beliung mendesing lewat di Tanah Negeb, demikianlah datangnya dari padang gurun, dari negeri yang dahsyat.
2 Suatu penglihatan yang kejam telah diberitakan kepadaku: “Penggarong menggarong, perusak merusak! Majulah, hai Elam, kepunglah, hai Madai! Aku hentikan semua keluh yang ditimbulkannya.”
3 Sebab itu pinggangku amat sakit, sakit mulas menimpa aku seperti sakit mulas perempuan yang melahirkan; aku terbungkuk-bungkuk, tidak mendengar lagi, aku terkejut, tidak melihat lagi.
4 Hatiku gelisah, kekejutan meliputi aku, malam hari yang selalu kurindukan itu sekarang menggentarkan aku.
5 Orang sibuk menyajikan hidangan, mengatur tempat-tempat duduk, makan, minum…Tiba-tiba kedengaran: “Hai para panglima! Siaplah tempur, minyakilah perisai!”
6 Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: “Pergilah, tempatkanlah seorang peninjau, apa yang dilihatnya haruslah diberitahukannya.
7 Apabila dilihatnya pasukan, pasang-pasangan orang berkuda, pasukan keledai, pasukan unta, maka haruslah diperhatikannya sungguh-sungguh, dengan penuh perhatian.”
8 Kemudian berserulah orang yang melihat itu: “Di tempat peninjauan, ya tuanku, aku berdiri senantiasa sehari suntuk, dan di tempat pengawalanku aku terpancang setiap malam.”
9 Lihat, itu sudah datang sepasukan orang, pasang-pasangan orang berkuda! Lalu berserulah ia, katanya: “Sudah jatuh, sudah jatuh Babel, dan segala patung berhalanya telah diremukkan dan bertaburan di tanah.”
10 Hai bangsaku yang telah dipijak-pijak dan diinjak-injak! Apa yang kudengar dari TUHAN semesta alam, Allah Israel, telah kuberitahukan kepadamu.
Ucapan ilahi terhadap Duma
11 Ucapan ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir: “Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?”
12 Pengawal itu berkata: “Pagi akan datang, tetapi malam juga. Jika kamu mau bertanya, datanglah bertanya sekali lagi!”
Ucapan ilahi terhadap Arabia
13 Ucapan ilahi terhadap Arabia. Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah-kafilah orang Dedan!
14 Hai penduduk tanah Tema, keluarlah, bawalah air kepada orang yang haus, pergilah, sambutlah orang pelarian dengan roti!
15 Sebab mereka melarikan diri terhadap pedang, ya terhadap pedang yang terhunus, terhadap busur yang dilentur, dan terhadap kehebatan peperangan.
16 Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: “Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis.
17 Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab TUHAN, Allah Israel, telah mengatakannya.”
Yesaya 22
Kelancangan penduduk Yerusalem
1 Ucapan ilahi terhadap “lembah penglihatan”. Ada apa gerangan, maka semua pendudukmu naik ke sotoh-sotoh rumah,
2 hai kota yang bersorak riuh dan ribut gembira, hai negeri yang beria-ria? Orang-orangmu yang mati terbunuh bukanlah terbunuh oleh pedang, dan bukanlah gugur dalam peperangan.
3 Semua panglimamu sama-sama melarikan diri, mereka tertawan tanpa tembakan panah; semua orang-orang kuatmu sama-sama tertawan, biarpun mereka sudah lari jauh-jauh.
4 Sebab itu aku berkata: “Buanglah mukamu terhadap aku, biarkanlah aku menangis dalam kepahitan; janganlah mendesak aku, supaya aku terhibur mengenai kebinasaan puteri bangsaku.”
5 Sebab Tuhan, TUHAN semesta alam telah menentukan suatu hari: Ia akan menggemparkan, menginjak-injak dan mengacaukan orang: di “lembah penglihatan” tembok akan dirombak dan teriakan minta tolong sampai ke puncak gunung!
6 Elam telah memasang tabung panah, Aram datang dengan pasukan berkereta dan berkuda, dan Kir membuka sarung perisai.
7 Maka lembah-lembahmu yang paling indah penuh dengan kereta, dan pasukan berkuda berbaris di hadapan pintu gerbang,
8 dan Yehuda kehilangan perlindungan. Pada waktu itu engkau memandang kepada perlengkapan senjata di “Gedung Hutan”;
9 kamu melihat bahwa memang sudah banyak sekali retak-retak tembok kota Daud dan kamu mengumpulkan air kolam bawah;
10 kamu menghitung rumah-rumah di Yerusalem, dan kamu merobohkan rumah-rumah untuk meneguhkan tembok;
11 kamu membuat tempat pengumpulan air di antara kedua tembok itu untuk menampung air dari kolam yang lama; tetapi kamu tidak memandang kepada Dia yang membuatnya, dan tidak melihat kepada Dia yang telah sejak dahulu membentuknya.
12 Pada waktu itu Tuhan, TUHAN semesta alam menyuruh orang menangis dan meratap dengan menggundul kepala dan melilitkan kain kabung;
13 tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil berseru: “Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!”
14 Tetapi TUHAN semesta alam menyatakan diri dan berfirman kepadaku: “Sungguh, kesalahanmu ini tidak akan diampuni, sampai kamu mati,” firman Tuhan, TUHAN semesta alam.
Tentang Sebna dan Elyakim
15 Beginilah firman Tuhan, TUHAN semesta alam: “Mari, pergilah kepada kepala istana ini, kepada Sebna yang mengurus istana, dan katakan:
16 Ada apamu dan siapamu di sini, maka engkau menggali kubur bagimu di sini, hai yang menggali kuburnya di tempat tinggi, yang memahat kediaman baginya di bukit batu?
17 Sesungguhnya, TUHAN akan melontarkan engkau jauh-jauh, hai orang! Ia akan memegang engkau dengan kuat-kuat
18 dan menggulung engkau keras-keras menjadi suatu gulungan dan menggulingkan engkau seperti bola ke tanah yang luas; di situlah engkau akan mati, dan di situlah akan tinggal kereta-kereta kemuliaanmu, hai engkau yang memalukan keluarga tuanmu!
19 Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan.
20 Maka pada waktu itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia:
21 Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.
22 Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
23 Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya.
24 Dan padanya akan digantungkan segala tanggungan kaum keluarganya, tunas dan taruk, beserta segala perkakas yang kecil, dari piring pasu sampai periuk belanga.
25 Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tempat yang kokoh itu tidak akan kuat lagi, sehingga patah dan jatuh, dan segala tanggungannya itu hancur, sebab TUHAN telah mengatakannya.”
Pernahkah mendengar istilah You Only Live Once? Hidup cuma satu kali, maka nikmati segala yang bisa. Mari kita menikmati sepuasnya dan lupakan masalah yang ada. Kita healing saja. Sejenak kalimat ini terasa wajar, tapi menjadi tidak wajar ketika kita melakukannya tanpa ingat tujuan dan makna hidup. Ketika kita menikmati demi memuaskan diri, maka kita sedang menjadikan diri kita sebagai tujuan dan makna kehidupan. Dan inilah yang ada di dalam benak bangsa Israel pada saat itu.
Jika kemarin kita melihat nubuat akan kehancuran bangsa Mesir, hari ini kehancuran juga akan menimpa Yerusalem. Yesaya diberi penglihatan bahwa suatu saat dinding-dinding tembok Yerusalem akan retak. Pada saat kondisi terkepung, mereka berusaha keluar dari masalah tanpa mengingat Allah yang telah menyertai. Bahkan peringatan yang disampaikan Yesaya menjadi angin lalu. Kesempatan yang Allah berikan untuk bertobat malah digunakan untuk berbuat maksiat. Mereka berpesta pora, sukacita dengan membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan meminum anggur. Seolah mereka berkata, “Ah santai aja, kita nikmati hidup yang ada ini! Hidup cuma satu kali!” Dan tibalah penggenapan nubuatan itu. Sekitar tahun 587 sM, Kaisar Nebukadnezar II dari Babel merobohkan tembok-tembok Yerusalem, menghancurkan Bait Allah kebanggan Israel dan merebut kota itu setelah melewati kepungan yang mengerikan. Penduduk bangsa ini kembali diperbudak oleh Babel yang mengingatkan kembali bagaimana hidup mereka di Mesir. Hukuman Allah turun atas mereka.
Refleksi atas kehancuran Israel ini bukan melarang kita untuk healing dan menikmati apa yang ada dalam hidup. Tetapi mengingatkan kita bahwa apapun yang kita lakukan, ingatlah bahwa Tuhanlah yang menyediakan, bersyukurlah kepada-Nya. Seperti sebuah lagu yang mengatakan: Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan apa yang Tuhan b’ri. Hidup ini hanya sementara.
Mari gunakan hidup untuk memuliakan nama-Nya. Melakukan segala aktivitas untuk Tuhan dan sesama, bukan sekadar kesenangan pribadi. Karena hidup di dunia ini memang cuma satu kali!
STUDI PRIBADI: Apa yang dapat kita lakukan untuk Tuhan selagi kita menjalani hidup ini?
Pokok Doa: Doakan mereka yang sedang bergumul dengan penderitaan di keluarga mereka agar tetap bersandar pada lengan Kristus dan tetap setia menantikan pertolongan-Nya.