You Only Live Once (YOLO)

“Pada waktu itu Tuhan, TUHAN semesta alam menyuruh orang menangis dan meratap… tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu… sambil berseru: Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!” (Yes. 22:12-13)



Bacaan hari ini: Yesaya 22:1-14 | Bacaan setahun: Yesaya 21-22

Pernahkah mendengar istilah You Only Live Once? Hidup cuma satu kali, maka nikmati segala yang bisa. Mari kita menikmati sepuasnya dan lupakan masalah yang ada. Kita healing saja. Sejenak kalimat ini terasa wajar, tapi menjadi tidak wajar ketika kita melakukannya tanpa ingat tujuan dan makna hidup. Ketika kita menikmati demi memuaskan diri, maka kita sedang menjadikan diri kita sebagai tujuan dan makna kehidupan. Dan inilah yang ada di dalam benak bangsa Israel pada saat itu.

Jika kemarin kita melihat nubuat akan kehancuran bangsa Mesir, hari ini kehancuran juga akan menimpa Yerusalem. Yesaya diberi penglihatan bahwa suatu saat dinding-dinding tembok Yerusalem akan retak. Pada saat kondisi terkepung, mereka berusaha keluar dari masalah tanpa mengingat Allah yang telah menyertai. Bahkan peringatan yang disampaikan Yesaya menjadi angin lalu. Kesempatan yang Allah berikan untuk bertobat malah digunakan untuk berbuat maksiat. Mereka berpesta pora, sukacita dengan membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan meminum anggur. Seolah mereka berkata, “Ah santai aja, kita nikmati hidup yang ada ini! Hidup cuma satu kali!” Dan tibalah penggenapan nubuatan itu. Sekitar tahun 587 sM, Kaisar Nebukadnezar II dari Babel merobohkan tembok-tembok Yerusalem, menghancurkan Bait Allah kebanggan Israel dan merebut kota itu setelah melewati kepungan yang mengerikan. Penduduk bangsa ini kembali diperbudak oleh Babel yang mengingatkan kembali bagaimana hidup mereka di Mesir. Hukuman Allah turun atas mereka.

Refleksi atas kehancuran Israel ini bukan melarang kita untuk healing dan menikmati apa yang ada dalam hidup. Tetapi mengingatkan kita bahwa apapun yang kita lakukan, ingatlah bahwa Tuhanlah yang menyediakan, bersyukurlah kepada-Nya. Seperti sebuah lagu yang mengatakan: Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan apa yang Tuhan b’ri. Hidup ini hanya sementara.

Mari gunakan hidup untuk memuliakan nama-Nya. Melakukan segala aktivitas untuk Tuhan dan sesama, bukan sekadar kesenangan pribadi. Karena hidup di dunia ini memang cuma satu kali!

STUDI PRIBADI: Apa yang dapat kita lakukan untuk Tuhan selagi kita menjalani hidup ini?

Pokok Doa: Doakan mereka yang sedang bergumul dengan penderitaan di keluarga mereka agar tetap bersandar pada lengan Kristus dan tetap setia menantikan pertolongan-Nya.

Sharing Is Caring :