“Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” (Yohanes 1:4)
Ayat Lectio Divina: Yohanes 1:3-4 | Bacaan Alkitab: Yohanes 1:1-14
Yohanes 1 : 1-14
Firman yang telah menjadi manusia
1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Di dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia, cahaya umumnya dipandang sebagai satu hal yang positif. Bukan hanya sebagai simbol yang mencerminkan adanya kehidupan, cahaya juga memberikan manfaat nyata bagi kehidupan manusia, seperti kenyamanan, keamanan, kehangatan, bahkan ketenangan. Maka tidak heran, manusia terus berupaya untuk menghadirkan berbagai alat penerangan buatan seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang ada. Tujuannya adalah berbagai manfaat tersebut dapat dinikmati sepanjang waktu.
Injil Yohanes pada bagian ini juga mengasosiasikan terang dengan pribadi Yesus Kristus. Yohanes memulai dengan satu pernyataan bahwa Sang Firman itulah yang menjadikan dunia dan segala isinya. Artinya, Ia adalah Sang Pencipta dan Sumber (The Source) dari seluruh kehidupan yang ada di muka bumi ini. Yohanes melanjutkan bahwa kehidupan itulah yang juga menjadi terang sejati bagi manusia dan tidak dapat dipadamkan oleh kegelapan hebat sekalipun. Terang inilah yang memampukan manusia dalam kegelapan dosa menemukan pengharapan mereka kembali. Hal ini berkaitan dengan anugerah keselamatan yang diberikan oleh-Nya sehingga manusia yang semula menjadi seteru Allah karena dosa, kini memperoleh kuasa untuk disebut sebagai anak-anak Allah.
Pengharapan dan hak inilah yang kita miliki ketika mempercayai Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Hanya di dalam Kristus, kita yang tadinya sudah mati karena dosa, kini beroleh hidup. Bukan hanya itu, kemenangan Kristus atas maut juga semakin meneguhkan bahwa tidak ada satu kuasa pun yang dapat mengalahkan-Nya. Keyakinan inilah yang menjadi kekuatan kita untuk terus bersandar kepada-Nya sesulit apapun pergumulan yang kita hadapi. Pertanyaannya, masihkah kita menyandarkan pengharapan kita pada Sang Terang itu? Atau justru kita telah menggantikan posisi-Nya dengan “alat penerangan” yang lain? Renungkanlah!
STUDI PRIBADI: Apa yang dapat Anda refleksikan secara khusus dari Yohanes 1:5, “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya?”
Pokok Doa: Berdoa agar terang Kristus terus terpancar melalui kehidupan anak-anak Tuhan sehingga menjadi kabar keselamatan bagi mereka yang belum percaya kepada Kristus.
Yohanes 1 : 5
5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Lukas 1 : 4
4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Markus 8 : 32
32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
Markus 8 : 29
29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"
Wahyu 7 : 17
17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
1 Yohanes 4 : 10
10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
1 Yohanes 4 : 11
11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
1 Yohanes 4 : 12-17
12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.
14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
1 Yohanes 4 : 18
18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
1 Yohanes 4 : 20a
20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
1 Yohanes 4 : 20b
20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.