“Jawab-Nya kepada mereka: ‘Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?’” (Lukas 2:49)
Ayat Lectio Divina: Lukas 2:49 | Bacaan Alkitab: Lukas 2:41-51
Lukas 2 : 49
49 Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
Lukas 2 : 41-51
41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.
42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.”
49 Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Relasi yang paling intim dalam kehidupan manusia adalah relasi yang terjalin di dalam keluarga. Relasi ini terbentuk dari sebuah proses yang dialami setiap anggota keluarga, baik dalam suka maupun duka. Namun yang paling penting adalah relasi itu memperlihatkan ikatan batin yang sangat kuat satu dengan yang lainnya.
Injil Lukas mencatat bahwa ketika Yesus berumur dua belas tahun, anak laki-laki Yahudi mulai dipersiapkan untuk melakukan pembelajaran Hukum Taurat sampai pada usia dewasa, sekitar 30 tahun. Maka pada usia 12 tahun Yesus dibawa oleh orang tuanya ke Yerusalem pada hari raya Paskah untuk menerima dan belajar akan Hukum Taurat. Namun dalam pembelajaran tersebut maka ditemukan bahwa Yesus lebih berhikmat dibandingkan dengan para ahli Taurat di Yerusalem. Itu sebabnya, Yesus “tertinggal” di Bait Allah, ketika kedua orang tuanya harus pulang kembali ke Nazaret. Tetapi pada saat orang tuanya berjalan pulang, mereka tidak menemukan Yesus ada bersama mereka. Sesudah tiga hari, orang tuanya menemukan Yesus di dalam Bait Allah dan berkata: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Jawab Yesus: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Di sini, Yesus menegaskan akan keberadaan-Nya yang memiliki relasi dengan Allah Bapa-Nya. Sebab itu, Yesus mengingatkan Yusuf dan Maria bahwa diri-Nya harus tinggal di rumah Bapa-Nya. Dengan demikian, Yesus bukan mengabaikan kewajiban-Nya terhadap orang tua karena saat mereka kembali ke Nazaret, Yesus hidup dalam ketundukan kepada orang tuanya (ay. 51). Namun juga termasuk ketaatan-Nya kepada Allah Bapa-Nya yang mengutus diri-Nya menjadi Juruselamat dunia.
Demikianlah setiap anak Tuhan, setiap kita pun didorong untuk selalu mencari hadirat Tuhan. Dengan membaca Firman-Nya, berdoa pada-Nya serta melayani-Nya, maka kita akan semakin bertumbuh dalam Kristus. Karena dengan memelihara relasi yang baik dengan Kristus maka kehidupan kita akan semakin menjadi serupa dengan Kristus.
STUDI PRIBADI: Mengapa Yesus harus tinggal di Bait Allah? Apa sajakah yang menghalangi kita untuk berelasi dengan Kristus dalam setiap aspek kehidupan kita?
Pokok Doa: Berdoa agar umat Allah dalam gereja Tuhan makin disadarkan untuk memelihara relasi yang baik dengan Kristus. Agar orang tua menjadi teladan bagi generasi selanjutnya, dalam hal mengutamakan Kristus.
Lukas 2 : 51
51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Imamat 12 : 1-2, 6
1 TUHAN berfirman kepada Musa, demikian:
2 "Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seorang perempuan bersalin dan melahirkan anak laki-laki, maka najislah ia selama tujuh hari. Sama seperti pada hari-hari ia bercemar kain ia najis.
6 Bila sudah genap hari-hari pentahirannya, maka untuk anak laki-laki atau anak perempuan haruslah dibawanya seekor domba berumur setahun sebagai korban bakaran dan seekor anak burung merpati atau burung tekukur sebagai korban penghapus dosa ke pintu Kemah Pertemuan, dengan menyerahkannya kepada imam.
Kejadian 17 : 9
9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Imamat 12 : 3
3 Dan pada hari yang kedelapan haruslah dikerat daging kulit khatan anak itu.
Wahyu 7 : 17
17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
1 Yohanes 4 : 10
10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
1 Yohanes 4 : 11
11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
1 Yohanes 4 : 12-17
12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.
14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
1 Yohanes 4 : 18
18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
1 Yohanes 4 : 20a
20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
1 Yohanes 4 : 20b
20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.