“Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’” (KPR 9:4)
Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 9:4 | Ayat Bacaan: Kisah Para Rasul 9:1-9
Kisah Para Rasul 9 : 1-9
1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.
3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?”
5 Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.”
7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.
8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
William Chamberlain berkata: pertobatan memandang ke depan dalam pengharapan dan antisipasi; sedangkan penyesalan atau perasaan bersalah hanya memandang ke belakang dalam rasa malu. Doktrin pertobatan dalam Perjanjian Baru memanggil pikiran manusia untuk dipolakan kembali, sesuai dengan pikiran Allah, sehingga tindakan mereka dapat sesuai dengan kehendak-Nya dan agar mereka dapat mengambil bagian di dalam kekuasaan-Nya. Pertobatan adalah perubahan dalam rancangan hidup: keseluruhan pola hidup diubah; tujuan hidup menjadi berbeda; aspirasi hidup juga menjadi berbeda. Pendek kata, pertobatan merupakan suatu perjalanan dari pikiran yang kedagingan kepada pikiran Kristus. Chamberlain juga mengatakan: “Dalam sepanjang sejarah Kekristenan, Paulus merupakan contoh terhebat dari apa yang dikerjakan oleh pertobatan terhadap seorang manusia.”
John Stott mengatakan: yang menonjol dari kisah pertobatan Paulus adalah kedaulatan anugerah Allah. Saulus “tidak memutuskan untuk percaya kepada Kristus.” Kristuslah yang memutuskan untuk memilih Saulus dan menangkapnya. Paulus benar-benar mengalami perubahan spiritual yang radikal. Sebelum Paulus bertobat, Alkitab mencatat bahwa dia dikenal sebagai seorang penganiaya orang-orang Kristen. Bukan hanya itu, Paulus juga terlibat sebagai pembunuh para pengikut Kristus. Namun, perjumpaan dengan Kristus mengakibatkan dia merenungkan perbuatannya dan pada akhirnya bertobat.
Sebagaimana Paulus yang meresponi anugerah Allah, demikianlah kita harus meresponi anugerah Allah dalam hidup kita, dengan sungguh-sungguh bertobat, mengakui dosa kita, menyesalinya dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Marilah kita benar-benar setia kepada Kristus, mematuhi Firman-Nya, mempersembahkan hidup sepenuhnya untuk kemuliaan Allah. Oleh sebab itu, yang menjadi respons kita harus didorong oleh kasih kita kepada Allah yang telah memberi anugerah-Nya dan kerinduan untuk selalu mempersembahkan dan memuliakan Tuhan dalam segala hal.
STUDI PRIBADI: Jelaskan apa arti pertobatan, bagaimana kita melihat Pertobatan Paulus?
Pokok Doa: Bersyukurlah untuk anugerah keselamatan dan pertobatan yang Tuhan berikan. Berdoa agar kita senantiasa menghormati dan memuliakan Tuhan selama hidup kita.
Kisah Para Rasul 2 : 41-47
41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
1 Korintus 15 : 4
4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
Kisah Para Rasul 2 : 34
34 Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku:
Kisah Para Rasul 2 : 34a
34a Sebab bukan Daud yang naik ke sorga,
Kisah Para Rasul 2 : 34b
34b malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku:
Kisah Para Rasul 2 : 36
36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."