“Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.” (1 Tesalonika 2:10)
Pembahasan: 1 Tesalonika 2:10 | Ayat Bacaan: 1 Tesalonika 2:1-13
1 Tesalonika 2 : 1-13
Pelayanan Paulus di Tesalonika
1 Kamu sendiripun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia.
2 Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
3 Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya.
4 Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.
5 Karena kami tidak pernah bermulut manis–hal itu kamu ketahui–dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi–Allah adalah saksi–
6 juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.
7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
8 Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
9 Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.
10 Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.
11 Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,
12 dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.
Sukacita atas jemaat
13 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi–dan memang sungguh-sungguh demikian–sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.
Hidup orang percaya sering diibaratkan seperti akuarium. Segala sesuatu di dalamnya tidak tersembunyi, bahkan sampai sudut-sudutnya terlihat jelas. Ini pengingat, bahwa sebagai anak Tuhan, kehidupan kita sering disorot dan tidak tersembunyi dari penilaian dunia luar. Pertanyaannya, apa yang menjadi isi akuarium kita saat ini? Apakah bersih dan indah, atau malah dipenuhi lumut dan tidak sedap dipandang?
Dalam ay. 10, Paulus mengatakan bahwa Jemaat Tesalonika adalah saksi pelayanannya: bagaimana dia hidup begitu saleh, adil, bahkan tidak bercacat. Ini pernyataan yang berani, sebab andai didapati bahwa hidup Paulus tidak seperti yang dia katakan, hal itu akan menjadi bumerang bagi pelayanannya. Bukan hanya Jemaat Tesalonika saja, ia menyebut Allah juga menjadi saksi pelayanannya. Ini pernyataan yang lebih berani lagi. Bukankah tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah? Meski demikian, Paulus nampaknya cukup yakin bisa mempertanggungjawabkan pelayanannya di hadapan jemaat dan Allah. Paulus yakin, dengan kuasa kematian Kristus, orang percaya akan dimampukan hidup sesuai dengan firman Allah. Dengan kuasa kebangkitan itu Paulus hidup, melayani dan mempertanggungjawabkan hidupnya.
Pernyataan Paulus ini menantang kita semua. Beranikah kita berkata hal serupa? Apakah kita yakin bahwa semua orang, bahkan Allah sendiri, bisa menjadi saksi atas pelayanan dan kehidupan kita? Sudahkah motivasi, tindakan dan aktivitas kita, bahkan keseluruhan hidup kita sungguh-sungguh bisa kita pertanggungjawabkan di hadapan jemaat dan Allah.
Kabar baiknya, kuasa kebangkitan Kristus bukan hanya berlaku bagi Paulus, tapi juga bagi setiap orang percaya. Ini berarti dengan kuasa yang sama, orang percaya zaman sekarang juga bisa memberi pernyataan yang berani seperti Paulus, bahwa hidup mereka sanggup dipertanggung-jawabkan. Pertanyaannya, siapkah kita berjuang dan menjadikan hidup kita sebagai akuarium yang bersih, dan membawa orang tertarik untuk mengenal Allah yang kita sembah?
STUDI PRIBADI: Apa yang membuat Anda sulit hidup benar dan berintegritas di hadapan Allah dan sesama? Bagaimana Anda mengatasinya?
Pokok Doa: doakan agar orang percaya berjuang hidup berkenan di hadapan Allah dengan kuasa penebusan Kristus.
1 Tesalonika 1 : 10
10 Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.
Roma 6 : 1
1 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Roma 6 : 10
10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Roma 6 : 13
13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
Roma 3 : 20
20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Kisah Para Rasul 2 : 36
36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."