“dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,” (1 Korintus 1:28)
Pembahasan: 1 Korintus 1:28 | Ayat Bacaan: 1 Korintus 1:18-2:5
1 Korintus 1 : 18-25
Hikmat Allah dan hikmat manusia
18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
19 Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.”
20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Setiap manusia mempunyai kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Tetapi kenyataan yang sering kita temukan adalah manusia lebih suka melihat dan menerima kelebihan saja. Meski beberapa orang terlihat rendah hati mengakui kelemahannya, dalam kenyataannya mereka tetap berusaha menutupinya. Mengapa? Hal ini karena kelebihan merupakan sesuatu yang bisa diperlihatkan dan dibanggakan. Sebaliknya, kelemahan merupakan sesuatu yang mendatangkan cela dan rasa malu. Seseorang yang lemah berarti orang yang tidak berarti dan tidak dipandang. Firman Tuhan mengatakan bahwa Allah memilih yang lemah di dunia untuk memperlihatkan kebesaran-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak melihat seperti manusia melihat. Dia melihat jauh melebihi kelemahan kita. Kita mungkin merasa tidak berharga atau tidak berguna karena kelemahan kita. Akan tetapi, Allah memandang kita dengan penuh kasih dan perhatian. Paulus adalah contoh yang sangat baik tentang kuasa Allah yang bekerja melalui kelemahan manusia. Paulus mengalami banyak kesulitan, penderitaan, dan kelemahan dalam pelayanannya. Namun, dalam kelemahannya, Paulus menemukan bahwa kuasa Allah beroperasi dengan kuat. Dalam 2 Korintus 12:9, Tuhan berfirman kepada Paulus, “Karena kekuatan-Ku nyata terwujud dalam kelemahanmu.”
Ketika kita menerima kelemahan dengan rendah hati, kita sebenarnya sedang membuka diri mengalami kuasa transformasi Allah dalam hidup. Kita menjadi lebih peka akan kasih karunia-Nya, lebih bergantung kepada-Nya, dan lebih bersedia melayani dengan tulus dan rendah hati. Kelemahan kita menjadi saluran bagi kuasa Allah untuk bekerja dan memuliakan nama-Nya. Dengan kata lain, panggilan kita adalah untuk bersahabat dan mengelola kelemahan kita, bukan untuk menolaknya, memungkirinya, atau malah merasa putus asa karenanya. Ketika kita memercayai pertolongan Allah sepenuhnya, kita tahu bahwa dalam kelemahan kita, Allah dapat melakukan pekerjaan yang luar biasa. Kita hanya perlu bersedia untuk menjadi alat-Nya yang dipakai untuk kemuliaan-Nya.
STUDI PRIBADI: Bagaimana Anda memandang kelemahan Anda selama ini? Apakah kelemahan ini membuat Anda terhambat dalam pertumbuhan iman dan pelayanan?
Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan membantu kita semakin rendah hati menerima kelemahan kita dan belajar mengandalkan kuasa Tuhan dalam kehidupan kita.
2 Korintus 12 : 9
9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
2 Tesalonika 1 : 12
12 sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Roma 6 : 10
10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Roma 6 : 13
13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
Roma 3 : 20
20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Kisah Para Rasul 2 : 36
36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."