“Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus.” (Titus 2:12-13)
Pembahasan: Titus 2:11, 13 | Ayat Bacaan: Titus 2:1-15
Titus 2 : 11, 13
11 Karena anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh berkat dan penampakan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
Titus 2 : 1-15
Kewajiban orang tua, pemuda dan hamba
1 Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat:
2 Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan ketekunan.
3 Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang yang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, melainkan menjadi pengajar hal-hal yang baik
4 dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya,
5 hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang.
6 Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal
7 dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, 8sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.
9 Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, 10jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Anugerah Allah menyelamatkan semua manusia
11 Karena anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh berkat dan penampakan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
15 Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.
Kita mengenal istilah “gak ngefek,” yang artinya tidak memberi dampak atau perubahan apa-apa. Misalnya, seorang wanita membeli produk skincare dengan harga mahal, namun ternyata produk tersebut tidak memberikan hasil yang nyata. Maka dengan kecewa dia akan berkata “gak ngefek,” karena produk yang dibeli tidak memberi hasil sesuai harapannya.
Sebagai orang percaya, kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus yang telah kita terima seharusnya memberikan hasil dan dampak perubahan yang nyata dalam kehidupan kita. Namun harus diakui, kasih karunia Allah seolah-olah “gak ngefek” bagi hidup kita. Di mana salahnya?
Rasul Paulus memulai perikop ini dengan sebuah keyakinan iman yang luar biasa. Kasih karunia Allah adalah kasih karunia yang menyelamatkan, yang dapat mendatangkan restorasi kehidupan yang luar biasa bagi semua manusia. Kedatangan Kristus yang pertama telah menghadirkan anugerah Allah yang menyelamatkan. Kata “sudah nyata” dalam ayat 11 diterjemahkan dari kata “epipaino” yang menunjukkan bahwa kasih karunia Allah itu benar-benar telah diwujudkan dan dinyatakan kepada manusia, khususnya melalui karya Kristus. Paulus sendiri telah mengalaminya; dulunya adalah seorang penganiaya jemaat menjadi seorang rasul yang luar biasa. Jadi bukan kasih karunia Allah yang salah.
Kristus telah menyerahkan diri-Nya sendiri untuk berkorban dan mati demi menebus hidup kita. Ia hadir untuk merestorasi kehidupan kita. Paulus menyebutkan dua tujuan utama kehadiran kasih karunia Allah. Pertama, “untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (ay. 14). Kedua, “supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan saleh di dalam dunia sekarang ini” (ay. 11-12). Atas dasar inilah, selama menantikan kedatangan Kristus yang kedua, orang percaya diingatkan untuk senantiasa hidup dalam kebenaran, kekudusan dan kesalehan. Pertanyaannya adalah sejauh mana kasih karunia Allah itu telah memberi “efek” dalam hidup kita, sehingga kita benar-benar menanti kedatangan Kristus yang kedua dengan cara hidup yang demikian?
STUDI PRIBADI: Apa kaitan dua kedatangan Kristus dengan hidup orang percaya masa kini?
Pokok Doa: Doakanlah orang percaya mengalami perubahan hidup karena kasih karunia Allah hadir dalam hidupnya dan setia hidup dalam kebenaran, kekudusan dan kesalehan selama menantikan kedatangan Kristus kedua.
Titus 2 : 11
11 Karena anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
Titus 2 : 14
14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Titus 2 : 11-12
11 Karena anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Titus 1 : 6-8a
6 yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu istri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.
7 Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang pengawas jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,
8a melainkan suka memberi tumpangan,
Titus 1 : 8b-9
8b suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri
9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.