Orang Tua Dan Membunuh

“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh.” (Keluaran 20:12-13)

Pembahasan: Keluaran 20:12-13 | Ayat Bacaan: Keluaran 20:12-13, Ulangan 5:16-17

Menghormati ayah dan ibu artinya kita menghargai, menunjukkan kepedulian, dan menaati orang tua kita. Itulah kehendak Tuhan yang diwujudkan-Nya dengan mengaruniakan mereka sebagai orang tua kita. Tidak ada orang tua yang bisa memilih siapa yang akan menjadi anak mereka, demikian juga sebaliknya, tidak ada anak yang bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tua mereka. Dalam hukum ke-5 ini dinyatakan juga ada berkat yang menyertainya, yaitu “supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” Umur panjang tidak hanya merujuk pada panjangnya umur fisik, namun juga pada kualitas hidup yang bermakna dan memuaskan di dalam komunitas dan lingkungan yang diberkati oleh Tuhan.

Perintah ini bukan saja ditujukan kepada para anak, namun juga harus menjadi perhatian orang tua. Kesulitan seorang anak untuk menghormati orang tuanya, bisa jadi dimulai dari perilaku orang tuanya sendiri. Efesus 6:4 berkata, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Amarah yang timbul dalam hati dapat berujung kepada kepahitan di hati, sehingga mereka sulit sekali menghormati orang tua. Jika terus dibiarkan, maka bukan saja mereka sulit menghormati, namun mereka akhirnya bisa “membunuh” orang tua. Membunuh bukan sekadar dalam arti fisik, tetapi dalam hati dan relasi. Tuhan Yesus mengingatkan dalam Matius 5:22, agar kita berhati-hati ketika muncul kemarahan yang berlanjut kepada mengata-ngatai dan menghakimi orang lain, ini sama dengan “membunuh” orang lain. Bayangkan ketika itu terjadi dalam relasi kita dengan anak-anak kita.

Marilah kita menghormati orang tua kita dengan pertolongan Tuhan di dalam segala kelemahan mereka. Sebaliknya sebagai orang tua, mari kita mendidik anak-anak kita dalam ajaran dan nasihat Tuhan dengan pertolongan Tuhan di tengah keterbatasan dan kelemahan kita. Kiranya di dalam keluarga kita, ada pengampunan, nasihat, dan kasih dalam Kristus yang dihidupi bersama-sama.

STUDI PRIBADI: Apa yang Anda bisa lakukan untuk mendidik anak-anak Anda dalam ajaran dan nasihat Tuhan? Siapa yang bisa membantu Anda dalam hal tersebut?

Pokok Doa: Berdoalah bagi anak-anak Anda dengan kebutuhan mereka, doakan studi atau pekerjaan mereka, jika mereka sudah menikah maka doakan juga keluarga mereka.

×

Kejadian 22 : 1-19

Kepercayaan Abraham diuji

1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."

2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.

4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.

5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."

6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"

8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.

10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.

11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."

12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.

14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,

16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,

17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.

18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."

19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.

Kepercayaan Abraham diuji

Sharing Is Caring :