Pengutusan Yesaya

“Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’ Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’” (Yesaya 6:8)



Pembahasan: Yesaya 6:8 | Ayat Bacaan: Yesaya 6:1-13

Pada tahun 1956, Jim Elliot, seorang misionaris muda, bersama empat rekannya berangkat ke Ekuador untuk mengabarkan Injil kepada suku Huaorani yang terisolasi, meskipun menyadari bahayanya. Mereka semua tewas dalam upaya ini, tetapi pengorbanan mereka menginspirasi ribuan orang untuk menjawab panggilan misi. Kisah ini mengingatkan kita kepada keberanian Yesaya dalam menjawab panggilan Tuhan, siap untuk diutus meskipun sulit jalannya.

Yesaya mendapatkan penglihatan dan panggilan sebagai nabi semasa pemerintahan raja Uzia di Yehuda, sekitar tahun 740 SM. Yesaya melihat Allah duduk di atas takhta-Nya, dikelilingi para serafim. Setelah mengalami penyucian bibir secara simbolis, Yesaya mendengar suara Tuhan bertanya, “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Pada masa itu, kerajaan Yehuda sedang mengalami kemakmuran di bawah pemerintahan Raja Uzia, namun juga menghadapi ancaman dari kerajaan- kerajaan tetangga seperti Asyur. Situasi politik dan sosial yang kompleks ini menjadi latar belakang panggilan Yesaya, menambah bobot kesediaannya menjawab panggilan Tuhan di tengah ketidakpastian dan potensi bahaya.

Frasa “Siapakah yang akan Kuutus” menggunakan bentuk kata kerja yang menunjukkan tindakan di masa depan; menekankan rencana Allah yang akan segera terlaksana. Frasa “Siapakah yang mau pergi untuk Aku” menggunakan kata “pergi” yang bisa juga berarti “berjalan,” yaitu kesediaan untuk melakukan perjalanan atau misi. Bagian ini mengajarkan kita tentang panggilan Allah dan respons manusia. Seperti Yesaya, kita juga dipanggil untuk menjadi alat Allah di dunia ini. Panggilan ini bukan hanya untuk para pemimpin agama, tapi setiap orang percaya. Jawab Yesaya: “Ini aku, utuslah aku!” menunjukkan sikap hati yang terbuka dan siap dipakai Tuhan. Kita pun dipanggil untuk memiliki keberanian yang sama, siap diutus ke mana pun Tuhan mengarahkan kita. Mungkin bukan ke negeri yang jauh, tapi bisa jadi ke tetangga sebelah, ke rekan kerja, atau bahkan ke media sosial kita. Yang terpenting adalah kesediaan kita untuk menjawab panggilan-Nya.

STUDI PRIBADI: Pada area mana hidup kita yang merasa Tuhan mungkin sedang memanggil untuk diutus (di tempat kerja, keluarga, komunitas)? Apa “alasan” atau “ketakutan” yang mungkin menahan kita untuk menjawab panggilan Tuhan dengan sepenuh hati?

Pokok Doa: Berdoalah bagi orang-orang Kristen agar semakin banyak yang diberikan keberanian untuk menjadi agen perubahan dan pembawa damai Kristus di mana pun Tuhan menempatkan.

×

Yesaya 5 : 2

2 Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.

×

Pengkhotbah 2 : 25

25 Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?

×

Pengkhotbah 2 : 26

26 Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

×

Yohanes 10 : 10

10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah.

×

Mazmur 150 : 2

2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!

×

Mazmur 90 : 11

11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

×

Mazmur 88 : 7-8

6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela

×

Mazmur 88 : 9a

8 (88-9a) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku,

×

Mazmur 88 : 9b

8 (88-9b) telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;

×

Mazmur 88 : 14

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

×

Mazmur 88 : 16

15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.

×

Mazmur 88 : 17-18

16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.

×

Mazmur 88 : 19

18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.

×

Mazmur 88 : 2, 10

1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.

9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.

×

Mazmur 88 : 14-15

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Sharing Is Caring :