Kemuliaan Allah

“Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.” (Yehezkiel 1:28)



Pembahasan: Yehezkiel 1:28 | Ayat Bacaan: Yehezkiel 1:22-28

Terbuang dan tercampakkan, begitulah perasaan umat Yehuda yang berada di tanah Babilonia. Allah tampaknya telah meninggalkan dan tidak lagi peduli dengan umat-Nya, benarkah demikian? Sekali-kali tidak. Di tengah suasana gelap itu, justru Allah bertindak dengan memanggil Yehezkiel, imam muda itu, untuk memberitakan firman Allah di tengah-tengah umat Allah. Pada awal panggilan kenabiannya, Yehezkiel mengalami perjumpaan dengan Allah yang Mahakudus. Ia melihat empat makhluk sorgawi dalam wujud yang mengesankan dan takhta kemuliaan Allah di atasnya. Allah menyatakan Diri-Nya dalam kemuliaan sorgawi kepada Yehezkiel. Mengapa Allah perlu menyatakan kemuliaan-Nya kepada Yehezkiel di awal panggilannya?

Yehezkiel disadarkan bahwa Allah lebih berkuasa dibandingkan dengan Raja Babel sekalipun. Memang kekuasaan Babel hari itu sungguh mengesankan, buktinya orang-orang Yehuda sampai takluk dan diangkut ke Babel hari itu. Tapi dalam penglihatannya, Yehezkiel belajar menyadari bahwa Tuhan Allah jauh melampaui kekuasaan manusia di manapun. Bahkan kata-kata manusia tidak bisa menggambarkan kemuliaan Allah yang agung. Yehezkiel memakai kiasan, “seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan” (ay. 28) untuk menggambarkan keindahan dan kemuliaan-Nya. Lebih jauh lagi, “Kemuliaan Allah” yang dinyatakan kepada Yehezkiel menegaskan bahwa Allah sesungguhnya terus memperhatikan dan tetap menyertai umat-Nya. Allah tidak pernah melupakan dan meninggalkan mereka. Allah tidak pernah lalai dengan perjanjian-Nya.

Di masa kini pun Allah tetap sama. Kristus selalu peduli dan senantiasa menyertai kita. Jikalau kita merasa masa depan kita begitu buruk, tekanan hidup terasa berat dan seakan-akan berada di jalan buntu, maka ingatlah kembali akan perjumpaan Yehezkiel dan kemuliaan Allah yang dinyatakan kepadanya itu. Pandanglah selalu pada takhta Allah yang penuh mulia itu, lalu teruslah maju bersama Kristus.

STUDI PRIBADI: Apa makna penglihatan nabi Yehezkiel tentang kemuliaan Allah di masa dahulu dan kini? Bagaimana sikap kita menanggapi kemuliaan Allah tersebut?

Pokok Doa: Berdoalah agar setiap kita sebagai umat Allah tetap menaruh pengharapan hanya kepada Tuhan Allah saja, dalam segala situasi.

×

Yehezkiel 1 : 28

28 Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.

×

Yeremia 31 : 1

1 "Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan menjadi Allah segala kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku.

×

Yeremia 31 : 33

33 Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

×

Yeremia 31 : 31

31 Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,

×

Mazmur 150 : 2

2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!

×

Mazmur 90 : 11

11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

×

Mazmur 88 : 7-8

6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela

×

Mazmur 88 : 9a

8 (88-9a) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku,

×

Mazmur 88 : 9b

8 (88-9b) telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;

×

Mazmur 88 : 14

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

×

Mazmur 88 : 16

15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.

×

Mazmur 88 : 17-18

16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.

×

Mazmur 88 : 19

18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.

×

Mazmur 88 : 2, 10

1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.

9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.

×

Mazmur 88 : 14-15

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Sharing Is Caring :