Busur Perjanjian

“Berfirmanlah Allah kepada Nuh: Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi.” (Kejadian 9:17)



Pembahasan: Kejadian 9:8-17 | Ayat Bacaan: Kejadian 9

Sebuah perjanjian biasanya diajukan oleh pihak yang berkepentingan atau pemohon kepada termohon. Dalam hal ini, pemohon ada dalam posisi yang lebih “rendah” dibandingkan dengan termohon. Pihak yang membutuhkan akan mengajukan perjanjian kepada pihak yang lebih kuat. Namun hal ini berbeda dengan apa yang Allah lakukan kepada umat manusia, dalam hal ini Nuh (Noahic Covenant). Allah yang adalah Pemilik alam semesta justru memosisikan diri seolah-olah menjadi pihak yang lebih “rendah” yang mengajukan sebuah perjanjian kepada seluruh ciptaan-Nya.

Perjanjian ini sebenarnya diawali dengan dosa manusia yang sangat menjijikkan di mata Allah. Allah kemudian memusnahkan umat manusia dengan air bah yang menunjukkan betapa mengerikannya murka Allah atas dosa. Setelah menunjukkan murka-Nya, Allah kembali menunjukkan kasih setia-Nya. Istilah “perjanjian” muncul tujuh kali dalam bagian ini (ayat 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17). Hal ini menunjukkan bahwa perjanjian yang diinisiasi Allah ini adalah penting. Allah membuat perjanjian dengan Nuh, keturunannya, dan seluruh makhluk hidup bahwa Dia tidak akan pernah lagi menghancurkan seluruh bumi dengan air bah. Perjanjian itu kemudian ditandai dengan Allah yang meletakkan busur-Nya di awan (13). Henry Ainsworth, dalam bukunya berjudul Annotations Upon the first book of Moses, called Genesis, menulis bahwa Allah menggunakan simbol perang sebagai tanda perdamaian-Nya yang menunjukkan bahwa “dalam murka-Nya, Dia mengingat kasih setia.”

Perjanjian dibuat bukan karena Allah melihat bahwa kerohanian manusia akan menjadi lebih baik pasca air bah (8:21). Buktinya, Nuh dan anaknya Ham melakukan hal yang tidak pantas (9:21-22). Manusia tidak menjadi lebih baik. Namun syukur kepada Allah karena Ia setia. Ia tidak menunggu manusia menjadi lebih baik baru mengadakan perjanjian. Ia mengambil insiatif dan mengikatkan diri-Nya ke dalam perjanjian tanpa syarat. Kesetiaan Allah tidak bergantung pada keberdosaan manusia. Kisah ini mengajak setiap kita untuk merenungkan kesetiaan Allah yang luar biasa. Dia adalah Allah yang setia pada janji-Nya, bahkan ketika kita gagal. Kita dipanggil untuk hidup dengan rasa syukur dan tanggung jawab atas anugerah ini.

STUDI PRIBADI: Bagaimana respons kita terhadap kesetiaan Allah yang Ia pegang hingga saat ini? Bagaimanacara kita mensyukurinya?

Pokok Doa: Berdoalah bagi mereka yang bergumul dengan kesetiaan pasangan dan orang-orang terdekat, sehingga tidak dapat merasakan kesetiaan Allah dalam hidupnya.

×

Kejadian 9 : 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17

9 "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu,

11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."

12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:

13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.

14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan,

15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.

16 Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."

17 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."

×

Kejadian 9 : 13

13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.

×

Kejadian 8 : 21

21 Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.

×

Kejadian 9 : 21-22

21 Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya.

22 Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.

×

Kejadia 2 : 23

23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

×

Kejadian 2 : 24

24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

×

Kejadia 2 : 25

25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

×

Kolose 3 : 9b

9b karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

×

Roma 8 : 29

29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

×

Mazmur 88 : 14

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

×

Mazmur 88 : 16

15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.

×

Mazmur 88 : 17-18

16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.

×

Mazmur 88 : 19

18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.

×

Mazmur 88 : 2, 10

1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.

9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.

×

Mazmur 88 : 14-15

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Sharing Is Caring :