Imam Yang Agung

Bacaan hari ini: Ibrani 7:11-28 | Bacaan setahun: Keluaran 21-22, Markus 1


“Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.” (Ibrani 7:24)

 

Imam dalam Perjanjian Lama adalah orang yang dikhususkan oleh Tuhan untuk melayani manusia yang datang kepada Allah. Jadi dalam Perjanjian Lama, jika orang berdosa mau bertemu dengan Allah yang suci, tidak boleh dengan cara sembarangan. Harus melalui pengantara imam. Abraham dengan jelas mengakui Melkisedek sebagai imam. Dalam sejarah bangsa Israel, imam berasal dari suku Lewi. Imam yang melayani manusia, pertama-tama harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah mempersembahkan korban untuk dosa umat-Nya (ay. 27). Imam melakukan pelayanan pendamaian, memohon penyertaan Tuhan, dan memberikan korban kepada Allah. Imam juga adalah orang yang memimpin acara korban bakaran di ruang maha suci sekali dan setiap hari di pelataran Bait Allah.

Imam dalam Perjanjian Baru adalah Imam yang Agung, Sempurna, dan memiliki status selama-lamanya (ay. 21). Bahkan yang terlebih utama dan penting adalah: Imam tersebut merupakan Korban itu sendiri. Imam yang bukan mempersembahkan korban tetapi yang memberikan diri-Nya untuk menjadi Korban Tebusan. Imam ini merupakan Perantara yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa namun tetap bergaul dan menebus orang-orang berdosa. Satu-satunya Imam yang menjadi Penyelamat bagi hidup umat yang percaya kepada-Nya. Siapakah Dia? Dialah Yesus. Mengapa Yesus disebut sebagai Imam yang Agung? Karena perbuatan-Nya bagi setiap kita. Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai Korban yang Sempurna. Hal ini berbicara tentang kasih Allah yang tidak terbatas.

Betapa kita bersyukur kepada Tuhan Yesus karena kita memperoleh kepastian jaminan hidup kekal (ay. 22). Tidak ada yang perlu kita gentarkan dan takutkan, karena masa depan keselamatan kita sudah jelas dan pasti tergenapi dalam karya pengorbanan Kristus di kayu salib. Amin.

STUDI PRIBADI :
(1) Tuhan Yesus sudah menjadi Imam atas hidup kita, apakah kita mau memberikan hidup kita dipimpin oleh Dia?
(2) Adakah kita sebagai anak-anak-Nya, rindu meneladani pengorbanan-Nya, dengan melayani sesama?

Pokok Doa : Bapa di sorga, kami tahu bahwa pengorbanan-Mu sempurna bagi setiap kami, oleh karena itu ajarkan kami untuk sungguh-sungguh taat hidup berkenan di hadapan-Mu Tuhan. Terima kasih Bapa. Amin.  

Sharing Is Caring :