Tentang Yesus, Bukan Saya

“Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?” (KPR 3:12)



Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 3:11-26 | Bacaan setahun: Kisah Para Rasul 2-3

Menurut penelitian, seseorang ternyata membicarakan dirinya sendiri sebanyak tiga puluh hingga empat puluh persen dari keseluruhan pembicaraan yang ia lakukan dalam sehari. Namun sejak adanya media sosial, manusia lebih sering membicarakan diri mereka sendiri. Yang awalnya hanya tiga puluh hingga empat puluh persen, melompat dua kali lipat menjadi delapan puluh persen. Isi postingan hampir seratus persen tentang kegiatan, curhatan, pencapaian, kegalauan, dan cerita-cerita lain tentang diri sendiri. Sampai-sampai ada anekdot yang mengatakan bahwa orang memperbaharui status itu biar tidak dikira meninggal.

Ini berbeda dengan apa yang kita baca dalam nas Firman Tuhan hari ini. Dalam nas sebelumnya, Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh yang duduk di dekat pintu gerbang Bait Allah. Karena peristiwa ini, banyak orang yang mengenal orang lumpuh itu menjadi takjub dan mengerumuni Petrus dan Yohanes di serambi Salomo. Petrus lantas menggunakan kesempatan itu untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus di depan orang banyak itu. Petrus menjelaskan bahwa bukan dia yg berkuasa menyembuhkan, bukan dia yang hebat, tetapi Tuhan Yesuslah yang telah melakukannya. Ia yang dahulu ditolak, disalibkan, mati, dan dikuburkan; tetapi yang kemudian bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dialah Yesus yang berkuasa menyembuhkan. Dialah Yesus yang layak dipuji, disembah dan ditinggikan.

Demikian juga seharusnya sikap kita sebagai anak-anak Tuhan. Seharusnya kita lebih banyak menceritakan Tuhan daripada berita diri kita sendiri. Ada banyak cara untuk menceritakan Tuhan, antara lain: (i) melalui sikap hidup kita yang baik di tengah keluarga, masyarakat dan lingkungan pekerjaan, (ii) melalui pelayanan kita, (iii) melalui media sosial dengan memposting berkat Firman Tuhan, (iv) maupun juga seperti Petrus yang dengan berani menceritakan kepada sesama mengenai Injil. Mari minta hikmat dan pertolongan Roh Kudus agar kita dapat hidup menjadi saksi Tuhan melalui sikap, perbuatan dan perkataan kita.

STUDI PRIBADI: Apakah selama ini kita sudah bersaksi tentang Tuhan melalui sikap, perbuatan dan perkataan Kita? Apa yang menjadi penghalang kita menjadi saksi Kristus?

Pokok Doa: Berdoa bagi jemaat Tuhan agar mengalami pertumbuhan rohani dan sungguh-sungguh berjuang menjadi saksi Kristus di tengah lingkungannya.

×

Matius 26 : 33

33 Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."

×

Yohanes 13 : 37

37 Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"

×

Matius 26 : 75

75 Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

×

Yohanes 15 : 16

16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Sharing Is Caring :