Sentralitas Salib

“Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” (1 Korintus 2:2, TB)



Pembahasan: 1 Korintus 2:2 | Ayat Bacaan: 1 Korintus 1:17-25

Untuk menjadi pemenang, semua atlet dari cabang olah raga apapun memerlukan konsentrasi dan fokus tinggi. Pengalihan sekecil apapun dapat menggagalkan kemenangan yang bahkan ada di depan mata. Matt Emmons adalah contoh dari buyarnya kemenangan yang tinggal diraih sedikit lagi. Konsentrasi dan bidikannya baik, namun fokus yang keliru menjadikannya gagal meraih kemenangan dalam Olimpiade Athena 2004. Tembakannya memang menyasar tepat pada tengah papan target, namun yang ditembak adalah papan target lawan, yang di samping papan targetnya.

Paulus adalah orang yang sangat mengerti dan menghidupi panggilan pelayanannya dengan baik. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menegaskan apa yang menjadi fokus panggilan dan pemberitaannya. 1 Korintus 1:17, “Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.” Meskipun Paulus tahu bahwa tantangan pelayanannya begitu besar, bahkan berita salib Kristus dianggap sebagai kebodohan, Paulus tidak menjadi surut dan menyerah. Dengan lantang ia berkata, “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” Inilah tekad Paulus, yang melihat sentralitas salib tidak bisa dikompromikan dengan apapun juga meski ia harus menanggung banyak serangan.

Tantangan orang percaya masa kini juga sama, yaitu berita salib Kristus selalu dianggap sebagai kebodohan. Tidak mungkin orang yang telah tersalib, mati sebagai orang hukuman dan terkutuk, dapat bangkit kembali. Bagi dunia, kisah itu hanya isapan jempol belaka dari pemberita yang sedang berhalusinasi. Namun firman Tuhan justru menegaskan, apa yang dianggap sebagai kebodohan oleh dunia justru melaluinya kuasa Tuhan dinyatakan untuk mempermalukan mereka. Salib Kristus bukanlah sesuatu yang memalukan karena kuasa salib jauh lebih besar dibandingkan kepandaian maupun hikmat manusia. Seperti Paulus, orang percaya harus memiliki tekad kuat untuk mengutamakan salib dalam hidupnya. Pertama-tama sebagai pengalaman perjumpaan pribadi yang kemudian menjadi berita yang terus dibagikan kepada orang-orang di sekitarnya.

STUDI PRIBADI: Mengapa pemberitaan salib dianggap sebagai kebodohan? Apakah Gereja Anda telah menjadikan salib sebagai pusat pemberitaannya?

Pokok Doa: Berdoa agar orang percaya memiliki keberanian memberitakan salib tanpa malu-malu. Juga, agar gereja terus-menerus menjadikan salib sebagai pusat beritanya.

×

1 Korintus 1 : 17

17 Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.

×

Yohanes 20 : 27

27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

×

Ibrani 11 : 1

1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

×

Markus 14 : 5

5 Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu.

×

Markus 14 : 6

6 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.

Sharing Is Caring :