Permulaan Penderitaan

“…Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” (Markus 13:8, TB)



Bacaan hari ini: Markus 13:3-13 | Bacaan setahun: Markus 13-14

Pasal 13 dimulai dengan nubuatan Yesus mengenai keruntuhan Bait Suci, dan dilanjutkan dengan pengajaran Yesus tentang tanda-tanda kesudahan zaman menjelang zaman baru. Dalam pengajaran-Nya, Yesus menegaskan bahwa menjadi murid-Nya tidak seperti berkendara di jalan tol, yang mulus dan tanpa gangguan. Alkitab berkali-kali menegaskan bahwa menjadi pengikut Kristus harus siap menderita dan memikul salib. Narasi penderitaan seolah-olah lekat dan dekat dengan Kekristenan, bahkan mengiringi perjalanan Kekristenan dari awal hingga akhir. Hal ini terjadi meski dalam Alkitab banyak ditemukan janji Tuhan mengenai ketenangan dan damai sejahtera bagi orang-orang percaya.

Jauh-jauh hari Yesus telah memperingatkan, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33). Ada satu kontras tajam dalam ucapan Yesus ini. Bagaimana mungkin dalam pesan penganiayaan, justru Yesus mengumandangkan damai sejahtera? Namun itulah paradaoks iman Kristen: dalam aniaya dan penderitaan ada damai sejahtera dalam Kristus. Bagian orang percaya adalah menguatkan hati dan berdiri teguh di atas iman bahwa Yesus telah mengalahkan dunia.

Bukan kesudahan zaman yang harus dikuatirkan, melainkan dapatkah orang percaya bertahan dalam aniaya dan penderitaan? Bagaimana iman mereka? Yesus memperingatkan agar orang percaya waspada dan berjaga- jaga. Masa dan waktunya tidak diketahui, tetapi cepat atau lambat, masa itu akan datang. Menarik dicatat, justru dalam situasi sulit, iman orang percaya menjadi kesaksian yang hidup, bahkan menjadi kesempatan memberitakan Injil. Alih-alih meratap, setiap orang percaya hendaknya melihat kepada panggilan mulia untuk menjadi saksi dan menggunakan setiap kesempatan yang ada guna memberitakan kabar baik. Petrus mengingatkan agar orang percaya siap sedia pada segala waktu untuk mempertanggungjawabkan imannya (1Pet. 3:15), sama seperti Paulus menegaskan agar setiap kita siap memberitakan Firman, baik atau tidak baik waktunya (2Tim. 4:2).

STUDI PRIBADI: Sebagai orang percaya, bagaimanakah Anda memandang penderitaan? Bagaimana Anda mempersiapkan diri menghadapi penderitaan?

Pokok Doa: Doakanlah gereja, misonaris, dan orang percaya yang teraniaya karena iman mereka. Doakan juga agar iman mereka tetap teguh di tengah aniaya penderitaan yang dialami.

×

Yohanes 16 : 33

33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

×

1 Petrus 3 : 15

15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,

×

2 Timotius 4 : 2

2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

×

Yesaya 56 : 7

7 mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.

×

Yohanes 15 : 5b

5b Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

×

Markus 5 : 10

10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.

×

Markus 5 : 130

13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.

Sharing Is Caring :