Kitab Yang Terbuka

“Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu.” (Wahyu 10:9b)



Bacaan hari ini: Wahyu 10:1-11 | Bacaan setahun: Wahyu 9-10

Sebelum sangkakala ketujuh dibunyikan, ada jeda yang menunjukkan betapa pentingnya hal yang akan terjadi ketika sangkakala ketujuh berbunyi. Jeda yang membuat orang harus memperhatikan dengan saksama dan mempersiapkan diri melihat kengerian yang muncul ketika sangkakala ketujuh ditiup. Dalam bagian ini, Yohanes melihat munculnya malaikat kuat yang memegang gulungan kitab kecil yang terbuka, bersuara nyaring seperti suara singa yang mengaum. Malaikat ini berbicara dengan mengangkat tangannya dan mengatakan kalimat penting (ay. 6-7): “Tidak ada penundaan lagi! …maka akan genaplah keputusan rahasia Allah…” Kalimat ini menunjukkan: keputusan rahasia Allah akan segera dinyatakan, Tuhan tidak akan lagi menunda murka-Nya atas manusia berdosa.

Yohanes diminta untuk mengambil kitab yang terbuka itu dan memakannya. Namun ketika Yohanes memakan gulungan kitab yang terbuka itu, dia merasakan manis di dalam mulutnya, namun ketika dia menelannya, terasa sangat pahit di perutnya. Setelah Yohanes memakannya, maka dia diperintahkan lagi untuk memberitakan Injil kepada lebih banyak lagi suku bangsa dan bahasa. Rasa pahit dan manis ketika Yohanes memakan kitab itu menunjukkan bahwa Injil yang diberitakan Yohanes adalah berita manis tentang kasih Tuhan, namun Yohanes akan mengalami rasa pahit ketika pemberitaan itu mendapatkan perlawanan. Injil itu manis ketika berbicara mengenai kasih dan cinta Tuhan, namun terasa pahit ketika berbicara mengenai dosa, penghakiman Tuhan dan seruan pertobatan.

Jeda antara sangkakala keenam dan ketujuh ini menunjukkan urgensi perintah pertobatan, meminta setiap orang yang berdosa segera bertobat, ini adalah kesempatan terakhir sebelum sangkakala terakhir ditiup, sebab setelah sangkakala itu berbunyi maka kesempatan untuk bertobat pun hilang. Manusia berdosa akan mendapatkan penghakiman. Kita saat ini berada di zaman akhir, Tuhan segera datang, ini kesempatan terakhir sebelum kedatangan Tuhan yang tidak kita tahu kapan waktunya. Maka bertobatlah!

STUDI PRIBADI: Apa yang kita bisa lakukan selama Tuhan masih memberikan kesempatan hidup di zaman akhir ini?

Pokok Doa: Berdoa supaya kita bisa mengambil bagian dalam pemberitaan Injil, sehingga semakin banyak orang yang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan bertobat dari segala dosa-dosanya.

×

Wahyu 10 : 6-7

6 dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!

7 Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."

×

Wahyu 8 : 8-9

8 Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,

9 dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

×

Wahyu 8 : 10-11

10 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.

11 Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.

×

Wahyu 7 : 16

16 Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.

×

Wahyu 7 : 17

17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

×

1 Yohanes 4 : 10

10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

×

1 Yohanes 4 : 11

11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

×

1 Yohanes 4 : 12-17

12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.

15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

×

1 Yohanes 4 : 18

18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

×

1 Yohanes 4 : 20a

20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,

×

1 Yohanes 4 : 20b

20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Sharing Is Caring :